Apa yang Anda Inginkan dari Pelatihan Menulis

Selalu ada harapan bagi siapa pun yang mengikut kelas menulis. Harapan utama tentu mampu menulis seperti para penulis pro. Harapan lain biasanya bersifat misi ingin menyebarkan ilmu pengetahuan, ingin meninggalkan warisan pengalaman, atau ada juga harapan meraih keberkahan finansial lewat menulis.

Entah untuk keberapa kali saya mengisi kelas-kelas menulis. Namun, kelas pada 23-24 Januari 2015 ini adalah kelas kedua yang saya fasilitasi setelah sebelumnya memberikan pembekalan editing bagi para editor di Bumi Aksara.

Kelas kali ini mendorong para pesertanya yang hanya enam orang untuk mau dan mampu menulis buku. Metode prewriting-drafting-revising-editing-publishing tetap saya gunakan sembari menyisipkan materi tentang matriks outline pada prewriting (pramenulis).

Privat-23.01.2015-3

 

Peserta saya senior di atas usia 45 tahunan. Hanya satu yang junior, fresh graduate dari program pascasarjana di London. Ada satu keluarga yang ikut: ayah, ibu, dan anak. Tiga orang lagi adalah widyaiswara yang punya kepentingan untuk mampu melahirkan sebuah karya buku.

Dengan pola pengondisian untuk dapat melahirkan outline buku nonfiksi ilmiah populer pada hari pertama maka saya pun mendapatkan judul-judul berikut:

  1. Apa Kabar PNS: Mencetak Birokrat Unggul
  2. Goal Setting: Akhirat Goal Hatimu
  3. Menginstall Integritas ASN: Internalisasi Nilai-Nilai Integritas Melalui NLP
  4. Menimbang Kesejahteraan Transmigran: Kini dan Esok
  5. Social Recruitment: Mencari Pekerja dan Mendapatkan Kerja Lewat Jejaring Sosial

Semua judul itu menjadi sebuah rencana yang kemudian diolah kerangkanya (outline), lalu dikembangkan menjadi naskah. Saya memandu para peserta untuk mengembangkan outline-outline tersebut dengan memastikan juga tersedianya bahan berupa data, fakta, serta contoh-contoh kasus untuk disajikan.

Esoknya para peserta diminta untuk mempresentasikan hasil kerangka olahannya serta tidak lupa disertakan brief for publishing yaitu semacam proposal penerbitan ringkas. Peserta lain dipersilakan saling memberikan saran atau masukan, bahkan juga kritik.

Setelah itu, barulah materi dilanjutkan pada bagaimana melakukan revisi, editing, hingga pada berbagai pilihan publikasi (penerbitan). Semua proses tersebut efektif dilaksanakan dua hari dan sangat efektif jika dilakukan 2 hari 1 malam atau 3 hari 2 malam.

Dengan pola seperti itu, harapan mereka yang hendak mengikuti pelatihan menulis pun coba saya wujudkan. Pelatihan tidak berhenti pada dua hari itu karena para peserta dipersilakan berkonsultasi secara gratis sampai naskahnya terwujud.

Pola seperti tersebut juga berlaku untuk pelatihan penulisan lainnya, seperti penulisan artikel atau karya tulis ilmiah. Semua tulisan nonfiksi memang dapat diwujudkan secara efektif dengan membuat matriks outline (frame work) terlebih dulu secara terarah.

Jika Anda ingin mendapatkan pengalaman merancang tulisan dan menulis seperti peserta kelas privat 23-24 Januari 2015, Anda bisa mengikuti kelas yang satu ini.

Training-2015-Buku

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.