Makin hari makin banyak lahir penulis pemula dan tak peduli usia. Namun, makin lama tetap masih saja banyak penulis pemalu–tak peduli sudah menulis berapa buku, tetap saja disuruh tampil tak mau. Dua-duanya menarik ditelisik dalam jagat penulisan di Indonesia.
Penulis pemula bagi saya bermakna mereka yang baru kali pertama berani memublikasikan karyanya ataupun kali pertama mendapat kesempatan karyanya ditampilkan kepada publik melalui media massa. Biasanya penulis pemula yang karyanya tampil secara otomatis mendapatkan energi berkali-kali lipat untuk menulis kembali–meski tak jarang pula ada yang cuma berkarya sekali sesudah itu mati.
Penulis pemula dalam kategori subjektif saya memang bukan mereka yang baru belajar untuk menulis dan kebanyakan memilih genre puisi. Penulis pemula bukan mereka yang masih awam titik koma, pilihan kata, ataupun struktur tulisan yang bernas. Penulis pemula adalah mereka pendatang baru yang siap melejit atau malah langsung ko’it dengan karyanya.
Penulis pemalu lain lagi. Mereka ini yang enggan sekali bertemu publik untuk sekadar mengupas isi bukunya maupun talk show membentangkan pemikirannya kepada khalayak pemirsa TV ataupun pendengar radio. Penulis pemalu sulit berkompromi dengan promosi. Kasus utama umumnya karena mereka tidak menguasai teknik bicara di depan publik dan cenderung demam panggung. Atau mereka malah takut karyanya dikritik habis-habisan dan ia tidak bisa menjawab.
Penulis pemula dan penulis pemalu sama-sama menjadi fenomena dari dahulu hingga kini bagi penerbit di Indonesia. Ada penerbit yang memberi kesempatan luas untuk para pemula, terutama pemula yang langsung jadi pesohor. Ada pula penerbit yang masih ragu-ragu mengangkat pemula. Begitupun ada penerbit yang tidak ambil pusing dengan penulis pemalu. Namun, ada juga penerbit yang gusar dengan keengganan penulis pemalu mempromosikan karyanya, termasuk mempromosikan dirinya.
Penulis pemula perlu dibina. Penulis pemalu perlu dimotivasi. Itulah sebabnya mengapa penerbit perlu mengambil perhatian (focal concern) terhadap pembangunan komunitas (community development). Komunitas menghimpun penulis-penulis potensial, apakah mereka pemula atau pemalu, untuk seterusnya didesain menjadi penulis profesional.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi lalu, khususnya untuk pelajaran bahasa Indonesia, memang kompetensi menulis menjadi salah satu kompetensi kebahasaan yang perlu dikuasai siswa (di samping menyimak, berbicara, dan membaca). Namun, kompetensi menulis tidak dijabarkan dalam teknik menguasai menulis sebagai keterampilan hidup sehingga tidak pula dapat ditetapkan kriteria seseorang yang dapat disebut penulis. Guru tak bisa menjelaskan penulis sebagai profesi, sama ada guru tidak dapat menjabarkan menulis sebagai keterampilan hidup (life skill) yang penting.
Alhasil, memang penulis pemula gamang memilih karier yang mantap untuk menjadi penulis profesional. Di pihak lain, penulis pemalu tak mampu mengenali dirinya sendiri berikut kemampuannya dan tak ingin tahu seberapa besar apresiasi orang terhadap karyanya. Dan kemudian banyak buku yang bertebaran–miskin kreativitas, miskin apresiasi.
Lalu, siapa yang mau mengambil jalan khidmat membina sebenar-benar penulis untuk menjadi profesional? Sekolah atau penerbit? Dua-duanya.
:catatan editorial Bambang Trim

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.
entahlah saya menjadi bingung….
Hmm, aku juga mau nerbitin novel. Tapi masih ragu. Kira-kira apa yang harus aku lakukan?._.
=======================================================
Tolong lihat salah satu novel lepas saya, menurut anda apa yang kurang?
kazamiharu.wordpress.com
Attractive section of content. I just stumbled upon your website and in accession capital to assert that I get in fact enjoyed account your blog posts. Any way Ill be subscribing to your feeds and even I achievement you access consistently rapidly. bdgbbfdbfeee
Pingback: Buku-Buku Esensial Untuk Mulai Menulis – Aisyah's Planet