Karunia Tuhan terhadap bunda memang luar biasa. Selain dititipi amanah berupa rahim untuk mengandung, bunda juga ditaburi ide-ide setiap hari untuk dapat berkreasi maupun di dalam rumah maupun di luar rumah. Tantangan para bunda saat ini memang luar biasa. Mereka dituntut harus bekerja pula di luar rumah demi menyeimbangkan pendapatan untuk urusan ekonomi rumah tangga. Namun, ada juga karena mempertahankan eksistensi bekerja, lepas dari kejenuhan di rumah.
Beberapa bunda menjadi inisiator ‘bisnis’ dari dalam rumah. Terbayang keuletan mereka untuk mengasuh anak, mengurus suami, dan di sela-sela itu dimanfaatkan waktu untuk berikhtiar menambah income. Era internet banyak membantu para bunda menguatkan eksistensi dalam berbisnis dari rumah.
Salah satu profesi yang benar-benar berprospek dan sangat bisa dijalankan dari rumah, di tengah banyaknya waktu leluasa adalah menulis buku. Praktik menulis ini sejatinya membuat para bunda akan terus berpikir, belajar, dan berkemauan menelusuri hal-hal baru yang terkait dengan banyak bidang. Para bunda dapat mengeksplorasi hobinya, misalnya berkebun atau memasak. Para bunda dapat mengkristalkan kembali pengalaman-pengalaman luar biasanya. Atau para bunda dapat bereksperimen dengan putra putri lucu mereka hingga akhirnya dapat menulis buku anak (fiksi maupun nonfiksi).
Tadi siang saya memberi materi soal ‘mengajarkan menulis kepada anak’ untuk guru-guru dari Yayasan Al-Firdaus, Solo. Peserta didominasi oleh kaum hawa yang umumnya para bunda. Terlihat betul semangat para bunda untuk dapat menulis buku begitu saya ‘membongkar’ beberapa rahasia menulis buku anak yang dapat taktis dilakukan. Saya memancing mereka dengan ide-ide kreatif menciptakan buku anak, baik yang bertema spiritual maupun umum.
Jangan ditanya nilai kemanfaatan menulis buku dari rumah ini. Jangan ditanya nilai ekonomis yang dapat dihasilkan dengan menulis dari rumah ini. Pokoknya, luar biasa. Para bunda dapat berinvestasi laptop dan modem, lalu insya Allah dapat BEP hanya dalam tempo beberapa bulan dengan menghasilkan sebanyak mungkin buku layak terbit.
Di inbox, saya mendapat undangan mengisi training menulis untuk para bunda pada 22 Desember kelak, sebagai bagian dari peringatan Hari Ibu. Saya sungguh bahagia manakala ada kesempatan berbagi untuk para bunda. Saya teringat dengan ibunda saya yang menguasai betul beberapa resep masakan ala Minang dan daerah lainnya. Beliau pernah sukses membuka usaha katering ketika saya masih SD. Beliau sempat telah menuliskan beberapa resep ‘rahasia’ masakannya yang memang berniat saya terbitkan. Begitupun dengan ibu dari anak saya Valya, yang terus saya kompori untuk dapat menulis sehingga kami berdua menghasilkan dua karya bersama: “99+ Ekspresi Cinta untuk Ananda” dan “99+ Ekspresi Humor untuk Ananda”. Kedua buku tersebut diterbitkan oleh imprint Tiga Kelana dari Tiga Serangkai. Honor penulisan jutaan rupiah sepenuhnya saya alirkan ke kocek istri. 🙂
Ada suatu hal yang tidak dapat dinilai dengan rupiah. Bahwa ada ekspresi kemuliaan bunda ketika ia menulis. Ada peluang meningkatkan derajat kefasihan bunda saat ia menulis. Bunda mengalirkan ilmu, wawasan, serta pengetahuannya bukan hanya untuk suami serta anak-anaknya, melainkan juga untuk banyak orang.
Kisah bunda menulis yang sangat impresif adalah kisah Ibu Andang Gunawan. Suami beliau, Max Gunawan, divonis dokter mengidap penyakit yang sulit disembuhkan. Naluri seorang ibu bicara dan Bu Andang tak menyerah begitu saja. Ia mempelajari soal makanan dan berupaya keras menyembuhkan suaminya sendiri. Alhasil, secara autodidak, Bu Andang mendalami ilmu ‘food combining’ dan terjadi kisah sukses menyembuhkan suaminya. Ilmu ini kemudian dibukukan dengan judul “Food Combining”. Koleksi terakhir yang saya miliki sudah memasuki cetakan ke-12 dan saat ini mungkin sudah lebih.
Kisah lain dari luar negeri yang juga luar biasa impresif adalah kisah orang paling berpengaruh di Inggris, JK Rowling. Ibu yang menjadi single parent ini menulis sambil mengasuh anaknya. Tuntutan ekonomi yang berat membuat ia harus berjuang. Rowling hanya menjadi sukarelawan pembaca dongeng di sekolah-sekolah. Dari kegiatan inilah sedikit demi sedikit ia merajut imajinasi dan tulisan berjudul Harry Potter.
Banyak bunda lain di Indonesia ini yang juga menulis serta meraih sukses-mulia. Seorang bunda bernama Ibu Dewi Utama Fayzah juga saya lihat begitu bersemangat untuk menulis. Profesinya sebagai penggiat pendidikan dan pakar di bidang pendidikan anak usia dini, membuat beliau rajin menuliskan pemikiran-pemikirannya. Bukunya berjudul “Anak-Anak yang Digegas”, laris manis serta dicari oleh para guru TK-SD maupun orangtua. Bu Dewi membongkar pandangan stereotif menggegas anak dengan berbagai kegiatan yang justru melahirkan stress pada anak, seperti berbagai macam kursus yang membuat mereka dikarbit menjadi cerdas. Luar biasa.
Bunda menulis, pasti bisa. Berikut topik-topik relevan yang dapat bunda eksplorasi untuk menulis:
1. Anak-anak dalam bentuk fiksi (cerpen, novel, kumpulan puisi), faksi (kisah nyata, biografi), dan nonfiksi (referensi, pengetahuan, informasi);
2. Remaja dalam bentuk fiksi, faksi, maupun nonfiksi;
3. Parenting;
4. Reliji;
5. Hobi, termasuk memasak, berkebun, olahraga
6. How to atau Buku Kiat/Tips
7. Kesehatan
Saatnya bunda berkarya dari rumah, menghimpun cita dan cinta dari suami serta anak-anak yang ceria, lalu mengekspresikannya lewat tulisan. Soal bagaimana metodenya, nah ini yang dapat kita bagi bersama dan kita bisa belajar dari penulis-penulis profesional yang kini sudah banyak di Indonesia. Karena itu, mulai sekarang jangan lewatkan hal kecil apa pun dari pancaindra Bunda. Tangkaplah ide-ide itu ke dalam catatan ide, lalu eksekusi menjadi tulisan yang berbobot mulia.
Semoga bermanfaat.
:: catatan kreativitas Bambang Trim
Praktisi Perbukuan Indonesia

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.
WAHH..keren dh.. 🙂