Sekumpulan editor di Indonesia sering galau kalau dikonfirmasi soal tarif editing naskah, terutama bagi mereka yang bekerja lepas. Tentu kegalauannya disebabkan apakah ia telah menetapkan tarif yang memadai untuk jasanya atau apa sebenarnya yang menjadi dasar ia menetapkan tarif sedemikian.
Di sebuah situs internet, saya pernah juga melihat sebuah usaha jasa penerbitan membuka layanan editing naskah dengan tarif per kata. Namun, ironisnya susunan kalimat layanan yang ia tawarkan saja dipenuhi kesalahan EYD (menggunakan kata ‘merubah’). Hal inilah yang juga kadang menambah kegalauan ketika banyak orang yang mengaku mampu mengedit sebenarnya tidak memiliki standar sebagai editor. Bagaimana mereka dapat menggaransi pekerjaan mereka benar-benar memenuhi standar layak terbit, sedangkan mereka sendiri menulis teks iklan layanannya kurang becus?
Karya tulis adalah sebuah karya kredibilitas yang menunjukkan kadar wawasan serta intelektual penulisnya. Karena itu, peran editor sangat penting membantu menjaga atau menaikkan kredibilitas sang penulis itu. Memang “tidak ada naskah yang tak retak” sehingga editor pun diperlukan sebagai orang yang mampu memperbaikinya. Editing dapat berupa perbaikan tata bahasa, perbaikan gaya penyajian, ataupun penulisan ulang (editing berat).
Jadi, ada pekerjaan editing yang disebut copy editing atau editing nas (teks) yang meliputi perbaikan tata bahasa, penyelarasan dengan gaya selingkung, serta penelusuran data dan fakta. Keseluruhan bagian ini disebut mechanical editing. Pekerjaan ini tentu menuntut ketelitian sekaligus wawasan editor soal tata bahasa dan juga bidang yang dieditnya. Tidaklah serta merta seorang yang piawai menulis juga kemudian mampu menjadi editor. Karena itu, editor di Indonesia juga selayaknya disertifikasi untuk mengukuhkannya benar-benar memiliki kemampuan mengedit naskah.
Ada kalanya editing yang dilakukan memang editing berat yang kerap disebut substantive editing. Beberapa layanan penerbitan di luar negeri sering menyebutnya full editing—editing yang dilakukan hingga penataan ulang bab-bab, belum termasuk penulisan ulang. Dalam hal ini standar tarifnya akan lebih mahal dibandingkan copy editing.
Satu lagi yang masuk layanan editing naskah adalah proofreading. Apa bedanya? Proofreading dilakukan pada naskah yang sudah ditata letak atau disebut pruf. Proofreading dilakukan untuk menemukan kesalahan tik (typo), kesalahan penempatan gambar atau bahan visual lainnya, kesalahan data/fakta seperti nama orang atau tanggal, serta verifikasi silang misalnya antara nomor halaman pada daftar isi dan halaman yang dirujuk.
Perhatikan tabel layanan editing dari sebuah jasa penerbitan bernama Llumina berikut ini.
Proofreading
Your book is pretty much complete. It’s a “good read” and you just want to clean up the text for printing. We’ll read your book and correct the following:
$ .01 – $.019 cents per word. |
Full Edit
Here’s where we help you turn a good story into a great one. We’ll examine your style, organization, sentence structure, word choice and more.. In addition to proofreading we’ll look at:
$.02 – $.029 cents per word. |
Rewrite
Some books have problems that are embedded in the structure. We’ll look for loose ends, poor characterization and plotting,and other issues that keep a book from realizing its full potential. We would also consider it a rewrite if the sentence structure or word usage is extremely poor. In addition to a full edit we’ll also look at:
$ .03 – $.08 cents per word. |
Dasar tarif yang digunakan per kata yaitu mulai dari $.01. Kalau kurs rupiah yang kita gunakan Rp9.500, tarifnya Rp95 per kata. Coba kita bandingkan dalam satu halaman A4 dengan tulisan 1,5 spasi ada 300 kata sehingga harga per halaman Rp28.500. Ini masih standar tarif proofreading. Jika meminta layanan full edit, harganya bisa dua kali lipat.
Lebih lengkapnya, mereka menetapkan standar tarif dengan model banyaknya kata seperti ini. Makin banyak kata yang diedit, umumnya semakin berkurang standar tarif per katanya.
Jumlah Kata |
Proofreading |
Full Edit |
Rewriting |
20,000 |
$200 |
$400 |
$600 |
30,000 |
300 |
600 |
900 |
40,000 |
400 |
800 |
1.200 |
50,000 |
500 |
1.000 |
1.500 |
60,000 |
600 |
1.200 |
1.800 |
70,000 |
700 |
1.400 |
2.100 |
80,000 |
800 |
1.600 |
2.400 |
90,000 |
900 |
1.800 |
2.700 |
100,000 |
1.000 |
2.000 |
3.000 |
110,000 |
1.100 |
2.200 |
3.300 |
120,000 |
1.200 |
2.400 |
3.600 |
Mari bandingkan lagi dengan layanan dari Wheatmark berikut ini. Wheatmark menggunakan skala analisis editor dan juga menerapkan editing ringan hingga editing berat berdasarkan skala analisis editor mereka. Harganya pun berbeda-beda.
Regular Copyediting – $0.02 per word, 2–3 weeks The manuscript is rated 6–7 on the 10-point Editorial Analysis’s scale. Regular Copyediting is a basic edit for:
|
Light Copyediting – $0.015 per word, 2–3 weeks The writing is considered an 8–9 on the Editorial Analysis’s 10-point scale. The editorial objectives for light copyediting are the same as for regular copyediting—some manuscripts simply require less editorial involvement than others. A favorable Editorial Analysis is required for light copyediting. |
Heavy Copyediting – $0.024 per word, 2–3 weeks Heavy copyediting is necessary when the manuscript is submitted in a format that does not lend itself to traditional publishing (a 4–5 on the Editorial Analysis’s 10-point scale). The editorial objectives are the same as for the lower-level editorial services, with additional checks for:
Heavy Copyediting:
|
Developmental Editing – $0.054 per word, 6–8 weeks Developmental editing requires a serious commitment from both the author and the editor to improve a manuscript that scores a 3 or lower on the Editorial Analysis’s 10-point scale. Multiple editorial passes are required to effectively convert the manuscript into a publishable piece of work. The developmental editing process also includes heavy copyediting. See the details of developmental editing. |
Proofreading – $0.009 per word, 1–3 weeks (prerequisite: any of the Wheatmark copyediting services) Once your manuscript has been turned into a fully paginated proof, a proofreader will:
|
Nah, apakah editor Indonesia, terutama para editor lepas sudah memiliki sistem seperti ini, misalnya sistem penilaian naskah dari proses baca pertama (first reading). Dalam penetapan standar tarif editing tentu ada hal yang harus diperhatikan sebagai berikut.
- Kondisi naskah berdasarkan penilaian dari baca pertama apakah masuk kategori memerlukan editing ringan, editing sedang, atau editing berat. Standar tarifnya akan berbeda.
- Durasi editing naskah yaitu hitungan waktu editing yang diperlukan dalam satu jam dengan basis halaman. Kecepatan editing setiap jenis editing tentu berbeda. Wheatmark menggunakan waktu 2-3 minggu untuk regular editing, tetapi tidak dijelaskan untuk standar naskah berapa halaman. Jika digunakan standar yang dibuat Amy Einsohn dalam bukunya The Copyeditor’s Handbook, regular editing bisa menghasilkan 4-7 halaman per jam. Kalau rata-rata kita bekerja 6 jam sehari, hasil maksimalnya adalah 42 halaman.
- Jenis naskah yang tentunya berpengaruh terhadap kecepatan editing. Ada pembagian naskah berdasarkan teks mudah dan teks sulit. Teks mudah umumnya naskah dari bidang sosial atau humaniora, sedangkan teks sulit umumnya naskah dari bidang sains, terutama yang dipenuhi rumus, postulat, tabel, dan grafik.
Saya sempat mengungkapkan beberapa kali dalam seminar dan pelatihan editor bahwa ketika kita mulai menetapkan standar tarif, profesionalitas sudah harus dikedepankan. Di sinilah perlunya sertifikasi bagi para editor untuk mendapatkan pengakuan terhadap tarif yang ditetapkannya.
Lalu, berapa standar tarif editing di Indonesia. Saya masih miris jika ada yang masih bersedia dibayar Rp4.000-Rp5.000 per halaman walau hanya taraf proofreading. Memang beban editorial yang berat akan berpengaruh terhadap harga pokok produksi sebuah buku. Namun, jika kita mengerti standar rugi laba sebuah buku, kita pun dapat menghitung kira-kira di Indonesia cocoknya berapa tarif editor.
Saya pernah menggunakan tarif minimal untuk copy editing ataupun light editing itu adalah Rp25 per kata sehingga asumsi per halaman Rp7.500 (dengan 300 kata dalam satu halaman). Tarif maksimal Rp50 per kata untuk regular editing atau sama dengan Rp15.000 per halaman. Mungkin masih ada penerbit yang terkejut dengan tarif editing sedemikian karena menyamai tarif sebuah penerjemahan Inggris-Indonesia. Walaupun demikian, pengalaman saya untuk sebuah buku juga pernah menarifkan Rp30.000 per halaman untuk copy editing dan disetujui.
Jadi, seorang editor lepas memang harus membuat sistem atau standar tarif yang mengacu pada tiga hal tadi. Dasarnya dapat kita buat perbandingan dari layanan penerbitan di luar negeri. Tarif kita masih kurang dari sepertiga tarif yang mereka tetapkan. Jadi, masih wajar jika kita menetapkan Rp30-Rp50 per kata untuk kategori light editing atau copy editing ringan karena editor hanya punya penghasilan berikut ini:
Rata-rata halaman A4 = 300 kataTarif Rp30 per kata30 x 300 = Rp9.000 per halaman; Buku setebal 144 halaman = Rp1.296.000
Pengerjaan (asumsi 7 hlm per jam x 6 = 42 halaman) = 4 hari x 2 = 8 hari (dua kali editing) |
Seminggu kerja berpenghasilan Rp1,2 juta sangat masuk akal jika kemudian editor Indonesia ingin masuk sebagai kelas menengah dengan penghasilan Rp4,8 juta per bulan. Masih kurang? Tinggal mengatur standar tarif dan produktivitas kita saja tentunya supaya berpenghasilan lebih dari Rp6 juta per bulan. []
©2012 oleh Bambang Trim
Praktisi penulisan-penerbitan Indonesia. Ia memulai karier sebagai editor sejak 1995 hingga sekarang dengan karya editing ratusan judul buku. BT pernah didaulat menjadi Ketua Forum Editor Indonesia pada 2006. Tahun 2010 pernah mengikuti Editor Rex-Ikapi Forum di Filipina. Tahun 2011 ia diundang Persatuan Editor Malaysia untuk menyajikan makalah tentang editor Indonesia di Seminar Editor Malaysia, Selangor.
Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.
Terakhir saya dibayar Rp8.000,00 per halaman A4 untuk menyunting sebuah kumpulan kutipan…Salam 🙂
Mantap… tantangannya mencari tahu kebenaran kutipan, siapa yang dikutip, dan dari mana atau kapan tepatnya momentum kutipan itu ada. 🙂
Mas BT, kalau sampai mencari kebenaran kutipan, berarti lebih dari sekadar copyediting kan ya.. honornya mestinya masuk level full editing
Ya Mas bisa masuk full editing ketika kita melakukan verifikasi bukan silang, tetapi ke sumber-sumber langsung (apabila memang meragukan).
Masih dalam lingkup yang sama tapi di tempat (ladang) yang berbeda. Saya sebagai penulis naskah iklan (copywriter), menetapkan setiap konsep yang diterapkan dalam medium apapun (TVC, radio spot, print ad, leaflet dll), tarif satu konsep adalah 4 juta rupiah. Belum lama ini saya mendapatkan order membuat naskah/kopi leaflet, saya dibayar 4 juta.
Mantap Mas… copywriting termasuk yang sudah mendapatkan imbalan mapan dari bisnis tulis-menulis.
Saya pernah edit buku dari masalah typo, keseragaman istilah disemua halaman, korelasi antar paragraf, informasi apa saja yang perlu ditambahkan oleh penulis, koreksi makna kalimat, dan kesinambungannya. Oh, sama kasih pertimbangan bahasanya ribet atau engga untuk target pembaca. Mungkin karena untuk buku ajar dan masih pemula, kok kayaknya berat banget ya. haha… Apa ini masuk rewrite masih full edit, Mas?
dan ih waw! ternyata kemampuan editing dibayarnya mahal! baru tau… makasih infonya, Mas!
Full edit. Apa yang termasuk rewrite apabila kita sudah mulai merombak struktur naskah dan kembali menulis beberapa bagian seperti mengganti beberapa paragraf. Untuk mengecek konsistensi, salah tik, dan saran-saran masih dalam bagian copy editing. 🙂
Kalau saya lebih suka mengobrak-abrik naskah, Mas Bambang. Bukan karena biar lebih mahal, melainkan untuk kepuasan batin saya sekaligus klien. Senangnya, klien menyukai ini ketimbang periksa kata yang salah ketik dana kurang tanda baca. Alhamdulillah, sudah bisa dihargai amat layak (melebihi contoh Mas Bambang di atas). Syaratnya, ini dikerjakan secara kerja lepas (freelance). Waktu berkantor alis jadi pegawai, ya apa boleh buat kudu mengelus dada untuk bersabar bisa disebut kelas menengah.
saya dibayar Rp.3 per karakter. 140 halaman dengan 225.992 karakter jadi 600ribuan selama 2 minggu. kemurahan gak? mohon pencerahan
Sangat bergantung pada jenis naskah dan tingkat kesulitannya. Namun, rate segitu memang masih terlalu murah dengan asumsi Rp4.300 per halaman.
Terima kasih informasinya ya, sangat berguna buat saya yang lagi bingung menentukan copy editing.
Salam kenal. Saya tertarik menjadi editor tulisan karena saya menyukai bidang ini. Namun, masalahnya saya bukan lulusan bidang bahasa. Apakah saya bisa mengembangkan bakat saya ini? Melalui apa? Mohon informasinya karena pengalaman saya dalam hal ini masih minim. Terimakasih.
Salam, Mbak Tiara bisa mengikuti kursus profesional editor semacam yang diselenggarakan Akademi Literasi dan Penerbitan Indonesia (Alinea) Ikapi di Jakarta. Info terbaru akan diadakan pada tanggal 12-14 Maret 2014 di Gedung Ikapi, Jalan Kalipasir No. 32, Jakarta. Cek link berikut ini: http://ikapi.org/newsletter/detail/5/kursus-penulisan-penerbitan-alinea-2014-dimulai.html
Terima kasih untuk infonya, pak. Saya baru mau mulai mencoba bidang editing ini karena kebetulan ada kesempatan terbuka. Sharing dari bapak dan rekan-rekan lain sangat membantu
membantu. 🙂
Terima kasih. Sama-sama.
Saya dibayar Rp22.500,00 per lembar A4 1,5 untuk tulisan jurnal suatu bank.
Ya, untuk rata-rata halaman sudah lebih tinggi dari buku. Namun, jurnal halamannya sedikit. Mestinya bisa lebih dari itu.
Mas kalau konten editor, misal seorang penulis buku yang bukan dokter, dia mengulas tentang bidang medis, lalu dia membutuhkan dokter untuk menilai apakah yang ditulis itu sudah ilmiah atau belum, itu namanya jenis editan apa ya..? Dan berapa honor yang pantas…?? Thanks atas bantuannya !
Ya itu namanya editor ahli atau reviewer. Biasanya tarifnya mulai Rp30.000-Rp60.000 per hlm.
Wauuuu….thanks pak atas pencerahannya !
Mas mau tanya, saya diminta utk proofreading dalam bahasa Inggris (tidak masalah krn saya memang lulusan Sastra Inggris) utk sebuah disertasi beserta ringkasannya. Ini termasuk yg pertama utk saya utk proofreading disertasi dan klien meminta saya agar selesai dalam waktu semalam. Kira-kira berapa tarif yang harus saya berikan? (dengan pertimbangan ini pertama kali utk saya, disertasi doctorate (beserta ringkasan) dalam waktu 1 malam)
Saya tidak punya referensi untuk proofreading bahasa Inggris dalam konteks Indonesia. Proofreading dalam waktu semalam sangat tidak logis untuk sebuah disertasi.
Selamat pagi, Pak BT. Saya sudah menyimak komentar-komentar di atas. Yang ingin saya tanyakan, sekarang kan sudah tahun 2018, apakah tarif yang Bapak perkirakan di atas lantas naik atau masih harga lama? Kalau sudah dianggap naik, kira-kira berapa? Dan, apakah besar kecilnya honor untuk editor lepas juga dipengaruhi oleh status penerbit (mayor/minor) yang menyewa tenaga si editor tersebut? Saya berencana akan menerima tawaran mengedit dari salah satu penerbit minor. Saya bingung menetapkan tarif kalau-kalau editing yang saya lakukan masuk kategori editing berat.
Soal tarif ini saya perbarui di buku saya 200+ Solusi Editing yang diterbitkan Bumi Aksara.
Intinya penentuan tarif editing sangat dipengaruhi oleh kondisi naskah. Soal penerbit besar atau kecil berarti terkait soal kemampuan membayar. Saya sendiri saat ini menerima editing paling kecil itu Rp15.000 per halaman A4 dengan 1,5 spasi khusus untuk editing ringan.
Salam kenal mas Bambang. Saya tertarik utk menjadi proofreader ataupun editor. Tapi saya bukan dr lulusan sastra atau bahasa. Mau minta saran sebaiknya saya memulai dgn ikutan workshop dulu atau bagaimana? Langkah awal yg harus saya persiapkan utk memulai bgmn? Mohon bantuannya.. terimakasih
Ikut workshop/pelatihan yang diselengarakan oleh Institut Penulis Indonesia. Lalu, ikut sertifikasi yang diselenggarakan LSP Penulis dan Editor Profesional.
Terimakasih untuk informasinya pak. Saya tertarik untuk menjadi proofreader, Pak BT saya mau tanya untuk mendaftar sebagai proofreader sebaiknya saya mendaftar dimana ya pak?. Apakah di penerbit, editor atau penulis?. Mohon bantuannya, terimakasih
Maksudnya mendaftar apakah atau melamar pekerjaan? Lembaga yang mempekerjakan prooreader adalah penerbit. Berbeda lagi halnya dengan editor atau penulis.
Wah, bisa buat referensi nih, keren.
Terima kasih
Pak BT, apakah sudah terlambat apabila ingin berprofesi sbg Editor Profesional di zaman now ?
adakah disini editor lepas untuk sebuah buku ( ontologi ) ? mohon japri whatsapp saja 082361772568. terimakasih
Selamat malam Pak,
Maaf mengganggu. Saya ingin sharing & kalau Bapak ada waktu renggang, mohon berikan jawaban jika berkenan. Saya bukan lulusan bahasa, tapi saya menyukai Bahasa Indonesia. Singkat cerita, saya suka membaca novel digital di salah satu akun bernama ‘wattpad’. Mungkin sudah puluhan-ratusan yang sudah saya baca, karena akun tersebut awalnya gratis tapi kini diupgrade tuk beberapa cerita ada yang berbayar. Awalnya, ada seorang penulis yang membutuhkan jasa edit typo, EYD & lainnya. Kemudian saya meninggalkan komentar dengan mengajukan diri saya. Singkat cerita saya dipilih oleh penulisnya untuk mengedit naskahnya. Akhirnya pada hari itu, saya belajar kilat mencari beberapa aplikasi edit online di google & membaca sumber2 untuk pengetahuan penulisan yang benar.
Pertama2, saya mengerjakannya dengan mengcopy beberapa bagian ke aplikasi edit online, lalu otomatis muncul kesalahan typo, spasi berlebihan, kesalahan penulisan dalam bahasa inggris, atau tidak sesuai EYD. Setelah selesai, saya membaca lagi dari awal hingga akhir, karena saya sadar aplikasi juga bisa salah apalagi jika kita mengcopynya terlalu banyak. Dan jelas membaca hingga akhir pasti membutuhkan waktu. Seperti menghapus enter2 antara paragraf dengan paragraf selanjutnya, karena biasanya penulisnya membuat di ponsel. Nah, saya sudah dua kali dapat job begini dari penulis yang sama sebab beliau percaya & suka dengan hasil kerja saya. Awal pembayarannya saya dibayar 150 rb untuk kira2 nyaris 200 halaman, 41 bagian. Yang terakhir 41 bagian, 189 halaman, 70 ribuan kata, saya hanya meminta bayaran 200 rb. Dan setiap pengerjaan saya selalu dikasih waktu 8 hari, tapi saya mampu menyelesaikannya dalam waktu 4-5 hari. Saya tahu sih kalo ilmu saya masih cetek, tapi saya berusaha bersikap profesional dalam bekerja, maka dari itu saya mengerjakan sebaik yang saya mampu. Kalau untuk novelnya menurut saya bahasanya tidak terlalu sulit, jadi mungkin taraf editingnya masih ringan (mungkin) saya hanya perlu sering2 mengecek kbbi untuk penulisan serta menyesuaikan arti & kata yang dimaksud. Menurut Bapak, soal bayaran yang saya tentukan terlalu murahkah atau bagaimana? Mohon pencerahannya Pak.
Salam kenal, Mas Bambang. Mau tanya, kalau kemampuan seseorang dalam mengedit naskah rata-rata berapa kata per jam/per hari, ya? Soalnya saya kadang agak bingung saat membagi tugas penyuntingan ke beberapa editor. Takutnya overload atau kebalikannya, masalahnya bidang kerja terkait editing ini berpacu dengan deadline. Mohon pencerahannya. 🙂
Edit naskah ada tingkatannya sehingga tidak dapat digeneralisasi semua naskah. Pembagian paling umum adalah naskah teknik (sains) dan naskah nonteknik. Berdasarkan penelitian, naskah teknik (banyak tabel, rumus, data) hanya dapat diedit 1-2 halaman per jam, sedangkan naskah nonteknik berkisar antara 4-6 halaman per jam. Jadi, ada kategori edit ringan, edit sedang, dan edit berat.
Naskah yang kita terima dari penulis jarang sekali yang edit ringan, umumnya masih edit berat. Soal ini saya jelaskan di buku terbaru saya, Editingpedia. Terima kasih.
Terima kasih Mas BT atas sharing pengalaman menariknya di dunia penerbitan.