Sebuah Buku tentang Buku

Peringatan Konten: Jangan menerbitkan buku atau mendirikan penerbit sebelum Anda membaca buku ini. Resmi diluncurkan pada 17 November 2012 di Indonesia Book Fair; mengandung konten penuh pengetahuan dan kejutan tentang seluk beluk menerbitkan buku.

Ini bukan tulisan tentang resensi buku karena tidak mungkin saya meresensi karya saya sendiri. Sejatinya buku ini sudah terbit pada Mei lalu, tepat HUT Ikapi ke-62 dan peringatan Hari Buku Nasional. Namun, yang diterbitkan masih edisi percobaan dan didukung oleh Penerbit Acarya untuk pencetakannya. Edisi cetak resminya pun akhirnya dipersiapkan kembali oleh Ikapi dan Trim Komunikata (institusi penerbitan yang saya jalankan sendiri).

Mungkin isi buku yang termasuk saya siapkan penuh gairah ini tidak akan memenuhi ekspektasi kebanyakan pembaca yang ingin menemukan cara-cara instan menerbitkan buku. Saya mulai bahasan dari sejarah panjang penerbitan buku di Indonesia meskipun dalam tulisan yang ringkas. Selanjutnya, saya membawa pembaca memahami dulu apa itu buku dan bagaimana bentuk buku itu sebenarnya. Barulah kemudian para pembaca akan diperkenalkan dengan institusi bernama penerbit buku, termasuk jejaring penerbitan serta fenomena yang terkait dengannya.

Buku ini memang serasa penuh muatannya sehingga menyebabkan ada pikiran bahwa  tidak mudah untuk menjalankan sebuah bisnis bernama penerbitan buku. Kenyataannya memang tidak mudah dalam arti penerbitan yang dijalankan dapat terus hidup dari tahun ke tahun dan membuat pemiliknya bahagia lahir batin.

Karena itu, ini industri kreatif yang memerlukan passion kuat untuk menjalankannya. Sama halnya dengan industri kreatif lainnya. Jika terjadi seseorang memiliki passion dalam literasi serta penerbitan, tidak mustahil sebuah penerbitan buku dapat didirikan dalam waktu singkat dan meraih sukses luar biasa. Kenyataannya memang sudah ada yang demikian.

Saya berani menulis buku ini setelah mengalami pergulatan hampir 18 tahun menggeluti dunia buku dengan multikarier, sebagai penulis buku, sebagai editor buku, sebagai pemimpin penerbitan, dan juga sebagai pengusaha buku. Dalam perjalanan 18 tahun tersebut, saya telah berkiprah di 10 penerbit (Remaja Rosdakarya-Salam Prima Media-Grafindo Media Pratama-Bunaya Kreasi Multidimensi-Samudra Ilmu-MQ Publishing-MQS Publishing-MQ Media-Salamadani-Tiga Serangkai). Mungkin bisa disebut saya kutu loncat, tetapi memang waktu itu kondisi membuat saya kudu loncat. Bukan semata persoalan materi, melainkan juga persoalan tantangan kreativitas yang begitu menggoda. Saya selalu ingin membuat sesuatu yang berbeda. Buku tidak sekadar buku.

Dari perjalanan panjang inilah saya menemukan begitu banyak pernak pernik dunia penerbitan buku. Pertanyaan-pertanyaan pun kerap muncul: Bagaimana cara menerbitkan buku? Apakah penerbit perlu berbadan usaha atau berbadan hukum? Bagaimana cara mendapatkan ISBN? Apakah saya harus membayar ke penerbit jika ingin naskah diterbitkan? Berapa modal awal membuat penerbitan buku? Haruskah penerbit punya percetakan? Bagaimana menentukan harga buku? Bagaimana menjual buku di toko buku? Dan banyak lagi. 

Di MQS ketika menjadi direktur utama, hampir setiap waktu saya menghadapi berbagai persoalan terkait dengan bisnis buku, baik itu masalah editorial, masalah promosi dan penjualan, masalah keuangan, hingga juga masalah sumberdaya manusia. Masalah paling krusial tentu memunculkan kreativitas demi kreativitas untuk mencuri perhatian pembaca. Waktu itu, sukses MQS dimulai dengan buku biografi Aa Gym, lalu berlanjut ke buku motivasi semacam Setengah Isi Setengah Kosong karya Parlindungan Marpaung yang ajaibnya sampai kini masih bertahan dengan 34 kali cetak ulang! Ada juga buku terjemahan sukses semacam The True Power of Water. MQS bisa berjaya kala itu ditopang brand image yang kuat dari MQ dan Aa Gym. Namun, saya meyakini tidak semata pengaruh brand image, tetapi kreativitas kru MQS-lah yang kala itu membuat MQS bisa melejitkan diri sebagai trend setter baru penerbitan buku berbasis dakwah nan inklusif.

Namun, dalam buku ini saya berusaha melebarkan pandangan saya, sekaligus menjernihkan “kacamata” tentang fenomena dunia buku kita yang begitu kaya kreativitas, bukan semata melihat dari pengalaman saya di beberapa penerbit. Banyak kreativitas baru yang muncul sekaligus mencengangkan dan ini dimeriahkan tidak hanya oleh penerbit skala besar, tetapi juga penerbit skala kecil. Hal yang mencengangkan juga banyak penulis baru bermunculan dan menguatkan eksistensinya begitu cepat mengalahkan penulis-penulis ternama lainnya. Ini adalah sebuah perubahan dan kemajuan penting dalam jagat perbukuan kita memasuki abad ke-21.

Memang lagu lama soal pertanyaan yang itu-itu juga selalu muncul karena bagaimanapun dunia penerbitan buku memang dunia yang asing dan umumnya dahulu tidak menarik minat banyak orang. Namun, kini minat itu bertambah besar karena jargon: siapa pun Anda bisa menerbitkan buku kini; dan siapa pun Anda bisa menjadi penerbit kini.

Batas-batas antara tidak tahu dan tahu itu menjadi kabur, pun batas-batas antara tidak punya pengalaman dan punya pengalaman. Masyarakat Indonesia kini begitu mudah terprovokasi dengan motivasi sehingga yang tadinya sesuatu itu memang harus berproses malah dianggap merumitkan atau membuang waktu, termasuk dalam soal memahami segala segi penulisan dan penerbitan buku. Terjadilah booming penerbitan buku, demam self publishing, dan juga model penerbitan berombongan yang membuat seseorang merasa sudah menulis buku. Namun, inilah adalah sebuah gejala euforia berkarya, sah-sah saja terjadi karena zaman dan teknologi memungkinkan untuk itu.

Akhirnya, saya menerima sebuah testimoni dari salah seseorang yang saya anggap penting dalam jagat perbukuan dekade sekarang ini:

“Bambang Trim mengupas tuntas dunia industri penerbitan di tanah air dengan ketajaman pengamatan seorang akademisi, dan kelenturan bercerita seorang pendongeng alami. Penuh data dan mencerahkan. Sebuah buku yang mengantarkan pembaca memahami cara kerja jantung dunia penerbitan dalam cara yang belum pernah dilakukan buku-buku sejenis ini sebelumnya.”

Testimoni ini diberikan seseorang yang terhubung dengan saya lewat jejaring media sosial. Kami sebagai penulis dan pencinta buku serasa dekat, tetapi belum pernah bersua hingga saya menulis tulisan ini. Ia adalah Akmal Nasery Basral. Beberapa penyempurnaan buku edisi cetak resmi ini pun saya dapatkan dari kemurahhatian abang satu ini memberikan masukan.

Dan dunia buku ini memang seperti benang maya yang menghubungkan saya dengan banyak orang penting di jagat literasi ini. Suatu kali dalam jamuan makan malam untuk kunjungan Presiden Frankfurt Book Fair, seseorang menghampiri saya setelah memberikan pidato singkatnya sebagai penulis buku yang berpengaruh. Dia adalah A. Fuadi, kreator Negeri 5 Menara. Serasa benang silaturahim menarik kami dan bersepakat untuk membuat sesuatu bagi dunia literasi Indonesia.

Jauh-jauh hari saya juga sudah dipertemukan karena passion buku ini dengan Andrea Hirata ketika memandunya dalam talk show sebuah radio di Bandung. Dalam perjalanan pulang saya mengantarkan penulis paling diminati ini dan bertanya mimpi selanjutnya setelah Laskar Pelangi. Hampir sampai di kafe buku kawasan Dago, ia mengatakan mimpinya dapat menerbitkan buku  di luar negeri. Dan kini mimpi itu sudah terlampaui. Perjumpaan terakhir saya dan Andrea adalah di Ubud Writers Festival, 2011 lalu.

Mungkin tidak ada yang mau menelusuri atau perlu tahu bahwa seorang Krishna Pabhicara yang karya bukunya
kini dibicarakan banyak orang, yaitu Sepatu Dahlan dan Gadis Pakarena, kali pertama menerbitkan buku motivasi pembelajaran di MQS. Melihat kegigihan seorang Krishna yang datang jauh-jauh dari Sulawesi Selatan, saya pun mendorongnya untuk menghasilkan karya buku bertajuk 12 Rahasia Pembelajar Cemerlang. Kini tentu Krishna bukan  lagi penulis sembarangan dengan karya-karya mutakhirnya. Benang silaturahim yang maya itu masih menguat hingga sekarang dan Krishna adalah salah satu model bagaimana menjadi seorang penulis buku yang berproses.

Buku ini yang semula tidak saya niatkan untuk menuliskannya, kecuali karena dorongan teman-teman pengurus PP Ikapi, terutama Ibu Lucya Andam Dewi (Ketua Umum Ikapi dan Direktur Bumi Aksara), memang sebuah buku tentang buku. Tampaknya sederhana soal membicarakan buku dalam buku. Walaupun demikian, saya berharap buku ini menjadi pengisi yang menyegarkan di tengah tidak adanya lagi yang menuliskan buku tentang buku sebagai sebuah mata rantai yang panjang–mata rantai kreativitas yang memerlukan banyak penjaga di dalamnya: penulis-editor-desainer-ilustrator-penerbit-pemasar-toko buku-agen sastra-pemerintah.

Semoga berterima sembari menyampaikan salam takzim dan doa untuk guru-guru penerbitan saya yang membuat saya bisa menulis buku ini: Ibu Sofia Mansoor, Bapak Dadi Pakar (alm.), Bang Mula Harahap (alm.), Bang N. Syamsuddin Haesy, dan banyak lagi yang tidak tersebutkan.

Testimoni lain untuk buku ini:

“Dalam kehidupan umat manusia, buku merupakan sesuatu yang amat penting dan strategis. Buku adalah bagian integral dari kedirian manusia. Buku lahir dari rahim peradaban manusia, sekaligus dengan itu buku adalah juga potret dari peradaban manusia itu sendiri. “Kuasa” buku dalam dunia manusia adalah kuasa yang nyata, berpengaruh, dan daya penetrasinya tidak terbantahkan. Menggarap sebuah buku, sejak tahap awal hingga penerbitannya punya seni dan lika-liku tersendiri yang bagi banyak orang tidaklah selalu mudah. Buku ini sangat membantu para penulis untuk dapat menerbitkan buku sesuai dengan prosedur baku. Bahkan, buku ini layak dibaca bukan saja oleh para penulis, melainkan juga para penerbit dan setiap orang yang concern terhadap dunia perbukuan di  Indonesia. Buku ini ditulis tidak hanya berangkat dari dimensi-dimensi teoretik, tetapi dinafasi oleh aspek-aspek empirik. Inilah kekuatan buku ini. Penulisnya adalah seorang praktisi perbukuan andal yang memiliki wawasan dan visi jauh ke depan tentang dunia perbukuan di Indonesia, dengan kompetensi akademis di bidang perbukuan, menjadikan buku ini layak dijadikan buku pegangan bagi mereka yang concern terhadap dunia perbukuan di Indonesia.”—Weinata Sairin, Teolog, Pencinta Buku, Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan

______________

“Hampir separuh hidup Bambang Trim didedikasikan untuk memajukan dunia buku Indonesia. “Apa & Bagaimana Menerbitkan Buku”  adalah wujud cinta yang dalam seorang toekang boekoe pada profesinya. Di tengah pasang-surut industri buku Tanah Air, Bambang Trim berada di barisan depan menggerakkan roda kemajuan, menjawab kecemasan, sekaligus memandu penerbit menyambut era digital publishing dengan kembali ke khitah: fokus sebagai penyedia konten. Buku ini menjawab sebagian besar masalah yang dihadapi para pejuang buku Indonesia.”—Zulfikar Fuad, pengelola www.penulisbiografi.com dan penulis buku The Secret of Biography: Rahasia Menulis Biografi Ala Ramadhan K.H.

Layanan pemesanan:

DIXI-TRIMKOM | trimcomm@yahoo.com | 022-7310663 atau SMS ke 085624450041 | Harga Rp50.000 belum termasuk ongkir (bergantung kota/jarak TIKI) | A5, bookpaper 60 gr., 192 hlm.

©2012 oleh Bambang Trim

Komporis Buku Indonesia ~ tukang manas-manasin orang agar mau dan mampu menulis serta menerbitkan buku

10 thoughts on “Sebuah Buku tentang Buku”

      1. Abu Usamah as-Sulaimani

        Oh ya, tidak “ngeh” kemarin. Saya pesen satu, tapi kalau harga awal pemesanan (pre-order) ini lebih murah daripada harga peluncuran perdana (launching) nanti 😀

Leave a Reply to manistebu Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.