Selama membaca detik.com, saya menemukan dua iklan tentang buku. Satu tentang perubahan kurikulum yang berjudul Kurikulum Berubah, Siapa Takut yang ternyata isinya iklan buku. Lalu, saya melihat lagi layaknya berita dengan judul Jelajahi Dunia Biologi dengan Buku Biologi Campbell.
Setiap yang berbau buku memang mengikat perhatian saya dan langsung mengekliknya. Kedua-duanya ternyata produk iklan Penerbit Erlangga yang sungguh menarik perhatian karena ditempatkan di bawah berita headline. Entah berapa tarif yang harus dikeluarkan, apalagi iklan berita ini “nongkrong” beberapa hari di sana. Pasalnya, penerbit buku dengan bukunya jarang berani beriklan begitu, kecuali tentu produk-produk consumer goods.
Walaupun demikian, mengikat perhatian tentang buku di media online yang paling banyak diakses orang di Indonesia ini tentu menyiratkan satu sukses pengenalan buku, pengenalan penerbit, sekaligus juga pengenalan penulisnya. Nama penerbit seperti Erlangga yang masuk jajaran papan atas penerbit buku teks/pelajaran tentulah memiliki bujet promosi yang juga besar.
Ada banyak cara memang untuk berpromosi buku. Bisa menggunakan cara-cara tradisional atau cara di luar keumuman. Dalam era social media kini pun bermacam cara telah pula dicoba karena buku memang produk yang unik. setiap hari bisa muncul produk baru. Bentuknya sama buku, tetapi kontennya berbeda-beda setiap waktu.[]

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.