Buku adalah sebuah kerajinan; menerbitkannya adalah sebuah seni tersendiri. Tidak salah jika kami di Trim Komunikata menyebut diri sebagai perajin buku. Ada dua orang editor yang bertugas menyunting dan menata naskah, ada satu desainer yang menciptakan konsep-konsep tata letak dan kover, dan satu ilustrator yang bertugas menciptakan karakter-karakter gambar/ikon/ilustrasi untuk melengkapi buku. Kami memang hanya sebuah tim kecil, tetapi dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan besar.
Istilah book packager memang sudah lazim dikenal di luar negeri dan mereka adalah penjual jasa pengemasan buku dari naskah hingga siap cetak. Kemasan di sini bukan dalam arti harfiah adalah pengepakan buku atau membuat buku memiliki plastic wrap, melainkan pengemasan dari segi content dan context buku agar memiliki daya pikat.
Ini contoh studi kasus pekerjaan kami. Sebuah kover dari buku yang sudah terbit kami berikan saran untuk perubahan, lalu dieksekusi dengan konsep yang sudah di-brain storming.

Bandingkan dengan hasil pembuatan ulang kover berikut ini.

Ini sebagian kecil dari pekerjaan kami sebagai perajin buku. Pekerjaan lebih kompleks adalah memulainya dari naskah mentah. Sebagai contoh kami tampilkan juga pekerjaan mengemas buku dari awal yaitu berasal dari tulisan-tulisan ringan di blog milik seorang penulis. TrimKom Publishing House akan menerbitkannya dan dimulailah penyuntingan bahan tulisan dengan melakukan diskusi. TrimKom setuju menerbitkan dengan mempertimbangkan konsep apa yang akan dikreasikan pada buku.
Desainer kami menyiapkan draf atau template layout setelah berdiskusi dengan saya sebagai penyelia. Ini adalah halaman pertama buku yang nanti ditampilkan setiap judul secara verso-recto (genap-ganjil). Jadi, di halaman genap akan terdapat teks dan di halaman ganjil akan terdapat visual berupa gambar/foto/infografik. Itulah konsep awal yang kami sepakati untuk dikembangkan.

Simultan dengan konsep template layout, juga disajikan konsep kover. Biasanya desainer kami membuat dua desain pilihan awal. Konsep kover juga bermula dari lecutan ide setelah memahami isi buku.

Jadi, menerbitkan buku memang sebuah seni dan buku itu sendiri memang sebuah hasil kerajinan, apalagi jika terkait dengan buku anak. Saat ini kami sedang mempersiapkan kemasan buku anak tentang nelayan dan ikan-ikan di lautan. Semuanya fullcolor dan agak menghabiskan energi serta waktu.
Pengalaman tahun sebelumnya mengemas buku dari bahan mentah dan sangat berarti bagi kami adalah ketika mengemas tiga judul buku dari Komisi Pemberantasan Korupsi. Satu judul berupa buku kumpulan biografi tokoh, satu judul komik, dan satu judul lagi buku umum populer. Dalam tempo dua bulan lebih, kami mampu mengemasnya menjadi tiga buah buku dengan citarasa seni. Namun, buku tersebut memang belum diluncurkan KPK.
Sebagai seni dan terkait juga napas industri, memang terkadang kami sulit berdamai dengan deadline. Satu kover dan konsep layout paling tidak harus kami selesaikan dalam 1-2 hari. Editing pun demikian dengan kecepatan rata-rata 20-30 halaman per hari. Namun, passion pada buku memang membuat kami menikmatinya sebagai pekerjaan “bermain-main” dengan kreativitas.[]

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.