Daniel Coyle dalam bukunya Talent Code mengatakan bahwa “bakat sejatinya adalah keterampilan yang diulang-ulang”. Jika saya berpendapat bahwa menulis bukanlah bakat, saya pun bersetuju untuk mengatakan bahwa menulis sebenarnya adalah keterampilan (hidup) yang diulang-ulang. Karena itu, siapa pun dapat dilatihkan untuk menulis–dari anak-anak hingga orang dewasa.
Orang kerap bertanya kepada saya, kapan saya mulai menulis serius. Saya mulai menulis serius pada saat kuliah (tahun 1991-1994). Dorongan menulis kala itu karena memang berhubungan dengan studi saya di Prodi D3 Editing Unpad yang memang sebagian besar mata kuliahnya mengharuskan saya menulis. Selain itu, ada pula rivalitas dengan teman-teman sekelas untuk bisa menembus media massa. Tiga tahun berlatih menulis terus-menerus, saya baru bisa menembus media massa menjelang akhir kuliah (1994).
Pada zaman saya dahulu, belum ada media seperti blog ini untuk menulis. Saya masih mengandalkan sebuah buku yang berisikan tulisan gado-gado saya (ada puisi, syair lagu, cerpen yang belum jadi, dan lain-lain). Selain itu, saya juga mengandalkan mesin tik pinjaman untuk menulis dan beberapa tulisan memang saya selesaikan di rental komputer ataupun komputer yang nganggur di sekretariat senat dengan aplikasi populer kala itu WordStar.
Saat kini saya benar-benar menyetujui bahwa berlatih menulis sangat efektif jika dilakukan berulang-ulang, bahkan jika perlu satu hari satu tulisan. Walaupun demikian, tetaplah disarankan jika seseorang ingin mampu menulis dengan baik, ia perlu bimbingan seorang tutor. Masalahnya memang pendidikan kita dari TK-Perti tidak mampu “membenamkan” keterampilan menulis dengan baik, terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahasa.
Saya telah mulai melatih orang menulis sejak tahun 2000 dengan berbagai metode yang saya coba sendiri. Saat ini, saya menggunakan metode standar yaitu Prewriting-Drafting-Revising-Editing-Publishing–sebuah metode yang semuanya pernah saya lakoni sebagai penulis, editor, dan penerbit. Metode itu juga merupakan metode standar yang diterapkan dalam pendidikan menulis di negara-negara maju.
Nanti tanggal 26-27 Oktober 2013, saya memulai kursus menulis buku intensif untuk 8-10 orang di Hotel Bumi Sawunggaling, Bandung, untuk “membenamkan” kemampuan dan keterampilan menulis buku kepada siapa pun yang berminat. Metode ini sudah berkali-kali diterapkan dalam berbagai pelatihan dan terbukti membuat banyak orang mau sekaligus mampu menulis buku.

Kemajuan teknologi kini juga menawarkan begitu banyak kemudahan bagi para calon penulis, seperti teknologi internet dan social media. Saya juga mulai memasyarakatkan pemanfaatan media e-Book untuk berkarya. Karena itu, bagi tiga peserta terbaik dari program perdana ini akan mendapatkan bonus penanganan e-Book karya mereka secara gratis dan akan diterbitkan TrimKom.
Jika seseorang terampil menulis disebabkan mengetahui metode yang tepat serta pelatihan yang berulang-ulang, dapat dipastikan ia akan mampu mengeksekusi semua idenya menjadi tulisan. Tulisan itu memiliki daya pengaruh yang kuat sehingga seseorang yang menulis sekaligus mampu menyajikan ide-ide segar akan mendapatkan tempat tersendiri di lingkungan masyarakatnya.
©2013 oleh Bambang Trim
Informasi penyelenggaraan kursus menulis buku intensif ataupun program lainnya seperti pelatihan griaan (in-house training) penulisan dapat menghubungi TrimKom di 022-6641607 atau narahubung Irma di 081320200363.

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.