Belum juga menulis sudah tersendat…. Itulah yang banyak dialami para calon penulis ketika kali pertama hendak menulis. Mereka bingung menentukan awal tulisan.
Berkaitan dengan mengawali tulisan sebenarnya adalah penggunaan sudut pandang. Seorang penulis dapat memulai tulisan dari data atau fakta yang “mencekam”, bisa pula dari pengalaman pribadi yang kemudian dihubungkan dengan topik tulisan.
Contohnya ketika hendak menulis tentang “etiket memarkir mobil”, saya bisa memulai kisah tentang tetangga yang memarkir mobil seenaknya di depan rumah. Jadi, sah saja kita menarik pengalaman diri sendiri untuk memulakan tulisan, termasuk pengalaman orang lain.
Contoh paling banyak adalah menggunakan bahan bacaan untuk memulakan tulisan seperti mengutip ucapan ataupun teori seorang tokoh atau juga mengutip informasi yang terdapat di dalam buku yang kita baca. Karena itu, sejatinya membaca memang berkarib akrab dengan menulis. Orang yang jarang membaca pastilah tersendat-sendat dalam menulis.
Perhatikan infografik berikut ini.
Infografik ini memberi informasi kepada Anda kompleksitas tugas editor naskah. Mereka tidak hanya memperbaiki bahasa, tetapi juga menilai naskah dan mengemas naskah. Jika Anda perhatikan dengan saksama, dari kata EDITOR dapat dijabarkan menjadi enam tugas editor.
Dapatkah Anda memulai tulisan berdasarkan informasi dari infografik tersebut? Anda dapat memulakan tulisan seperti ini.
Bagi orang awam, tugas editor naskah mungkin hanya disangka memperbaiki bahasa. Namun, pada kenyataannya, tugas editor sedemikian kompleks.
Tahukah Anda bahwa sesungguh editor naskah tidak hanya berkutat memperbaiki bahasa? Di sebagian besar penerbit di Indonesia, editor menjalakan multifungsi.
Ya itu dua cara memulakan tulisan dari sebuah informasi yang Anda terima. Karena itu, jangan abaikan untuk menstimulus ide menulis dengan rajin membaca, termasuk membaca informasi seperti tersaji dalam infografik.
Ingin mencoba? Silakan buatkan satu paragraf dari infografik tadi di kotak komentar. [BT]

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.
Reblogged this on Catatan Hati di Batas Cakrawala and commented:
nah ini dia! 🙂