Manistebu.com | Anda seorang penulis? Kunci berkiprah di dunia penulisan tidak dapat dipisahkan dari PEMBACA SASARAN. Para penulis yang berhasil selain karena menulis dengan baik, juga karena mampu “membaca” terlebih dahulu keinginan dan kebutuhan calon pembaca tulisannya.
Dalam karya nonfiksi lahir gelombang cara penyajian buku yang disebut how to dan self-help. Para penulis mampu melihat apa yang dibutuhkan orang-orang masa kini yaitu bagaimana cara melakukan sesuatu dengan tepat dan cepat atau melakukan sesuatu secara sendiri tanpa memerlukan bantuan orang lain.
Sebenarnya apa yang dilihat seorang penulis dengan intuisi yang baik adalah MASALAH yang dihadapi manusia. Anda dapat membagi masalah pada bidang-bidang kehidupan masyarakat modern kini ke dalam beberapa topik yang dapat diangkat sebagai masalah. Berikut contoh kecilnya.
- Ekonomi-Bisnis yang melahirkan masalah soal pekerjaan, karier, dan upaya menggapai kemakmuran/kekayaan.
- Religi yang melahirkan masalah kehampaan spiritual, keinginan untuk tobat dan menjadi saleh, ataupun masalah-masalah terkait keberagamaan.
- Kesehatan yang melahirkan masalah ancaman penyakit degeneratif, ancaman wabah, diet, kesehatan ibu dan anak, dan banyak lagi.
- Pendidikan dan Pengasuhan yang melahirkan masalah dalam hal pemelajaran, pengasuhan anak balita, pendidikan remaja, dan banyak lagi.
Terkadang ada penulis yang tidak terlalu baik dalam menulis, tetapi karena ia mengangkat topik yang tengah dibutuhkan alih-alih menyebut digandrungi, ia pun memanen perhatian pembaca dan bukunya laris manis.
Fenomena lain yang tidak kalah menarik adalah buku-buku instan (cepat saji) yang memang menyasar para pembaca dengan karakter santuy atau tidak mau berpayah-payah membaca buku tebal, apalagi dijejali teori. Para pembaca itu ingin langsung tahu dan mempraktikkan meskipun hanya instan.
Walaupuan begitu, banyak buku seperti ini meskipun menyajikan sesuatu yang dibutuhkan, tidak mampu menjawab pertanyaan lebih lengkap dan kompleks. Banyak juga yang dibuat asal jadi sehingga menimbulkan kekecewaan pada pembaca karena merasa ditipu oleh judul dan penampilan buku.
Ambil contoh apa yang Anda dapatkan dari buku bisnis yang menyajikan 101 atau 99 pilihan bisnis untuk usaha kecil menengah. Buku ini jelas “menggiurkan” karena menyajikan begitu banyak pilihan bisnis. Namun, jika benar-benar ingin berbisnis, tentu Anda tidak akan dapat mengandalkan penjelasan 2-4 halaman buku tentang bisnis yang akan Anda coba. Akibatnya, malah fatal.
Nah, sebagai penulis agar mampu “membaca” apa yang diinginkan atau diperlukan pembaca, tentu Anda dapat melakukan riset kecil-kecilan atau lebih serius lagi. Media sosial kini juga dapat membantu Anda untuk mengamati kecenderungan sekaligus tren ini, apalagi jika Anda mampu bermain di pasar ceruk (niche market).
Apa poin utama dari hal ini? Penulis harus paham bisnis dan pasar. Penulis harus tahu apa “gain” (kesakitan) yang dirasakan masyarakat dan bagaimana penulis dapat mentransfer solusi untuk memberikan harapan. Maka dari itu, rasakanlah sakitnya mereka yang kelebihan berat badan dan Anda dapat memberi solusi “diet” atau Anda malah memberi solusi membesarkan hati: “gemuk itu seksi”.[]

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.