Setelah mengisi untuk FEB Universitas Jambi pada awal Juni 2014, kembali pada pertengahan Juni 2014, saya mengisi workshop penulisan buku ilmiah populer untuk para peneliti di Balitbang Kementerian Pertanian. Tepatnya di Pusat Perpustakaan & Penyebaran Teknologi Pertanian.
Workshop yang digelar selama dua hari di Hotel Park Bandung, 18-19 Juni 2014, diikuti tiga puluh orang peserta. Pak Maman dari Balitbang Pertanian http://pustaka.litbang.deptan.go.id/yang menggagas acara ini bersama Pustaka menyebutkan bahwa antusias peserta besar sekali.
“Responsnya luar biasa. Kami tidak bisa menampung lagi peserta. Kapasitas untuk tiga puluh orang sudah terpenuhi.”

Workshop pun dibuka oleh Pak Maman dan Ibu Rini dari Pustaka tepat pukul 8.30. Saya seperti biasa memulai dengan pendahuluan tentang dunia tulis-menulis. Tiga puluh menit pertama belum ada pertanyaan, namun setelah itu satu persatu pertanyaan pun terlontar tentang soal ghostwriter, daftar pustaka, daftar rujukan, dan juga plagiat.
Sesi Prewriting  dan Drafting tuntas sampai pukul 16.30 disampaikan. Sungguh para peserta antusias mencerap banyak materi yang saya sampaikan, termasuk materi favorit bagaimana mengembangkan ide dan menjadikannya sebuah outline yang berdaya. Lantas pembelajaran pun akan dilanjutkan pada malam hari, tepatnya pukul 19.00.

Malam hari ternyata tidak mengurangi semangat peserta untuk mengembangkan idenya. Sungguh saya kembali menemukan banyak potensi ide yang sangat layak untuk dibukukan. Ada hasil penelitian tentang perkawinan sapi potong, ada hasil penelitian agar telur itik sukses menetas, ada ide tentang hasil penelitian beras sebagai solusi kesehatan, dan juga ide tentang mengeksplorasi khasiat tumbuhan kelor.
Tugas saya adalah menstimulus ide itu agar dapat beratmosfer lebih populer sehingga keluar dari “rasa sangat ilmiah”-nya. Inilah upaya yang disebut konversi atau penyaduran karya ilmiah dari karya tulis ilmiah nonbuku menjadi buku. Peserta mendapatkan pembekalan dulu tentang anatomi buku dan bagaimana konversi penyajian ke buku ilmiah populer.


Esoknya, pagi hari tibalah sesi presentasi hasil yang sudah dibuat oleh peserta. Karena banyaknya peserta, hanya empat orang yang dapat mewakili untuk mempresentasikan apa yang telah dihasilkan dari pengembangan outline. Saya beruntung bisa dibantu Tasaro GK untuk membedah hasil para peserta.
Tasaro GK juga menjelaskan bagaimana para penulis bisa memulai dengan pembuka (lead) yang menarik perhatian. Umumnya memang para calon penulis kesulitan untuk memulakan sebuah tulisan.

Tepat pukul 12.15, workshop dua hari ini pun tuntas digelar. Pak Takdir dari Pustaka menutup kelas luar biasa ini dan memberikan apresiasi kepada para peserta. Harapannya memang dari tiga puluh orang peserta benar-benar lahir buku-buku yang punya kekuatan untuk disebarkan, yaitu memiliki prinsip menarik, amanat, dan penting.
Saat hendak pulang, saya bertemu dengan beberapa orang peserta di depan lift. Mereka pun berkata, “Kita kini jadi tahu Pak bagaimana caranya menulis buku. Selama ini asal menulis saja.” Saya menyambut dengan senyum dan memberi semangat bahwa jika tahu jalannya, menulis buku dapat dilakukan secara taktis.[]

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.
Alhamdulillah saya sudah sampai di Bogor dan langsung bekerja. Kemudian saya buka internet dan ternyata acara workshop sudah bapak tulis. Terima kasih pa
Salam, alhamdulillah …. Sama-sama Pak Dedi semoga tambah semangat untuk menulis dan menulis. Sukses terus berlanjut.