Tulisan berikut ini merupakan lanjutan tulisan berseri tentang menyelami dunia buku anak. Kali ini saya akan membawa pembaca mengenal buku anak bergambar (picture book).
Buku bergambar atau picture books adalah jenis buku yang paling banyak diproduksi untuk anak-anak. Buku jenis ini mengombinasikan ilustrasi/gambar dan teks. Biasanya buku ini dibacakan oleh orangtua ataupun guru untuk anak-anak di kelompok bermain dan taman kanak-kanak. Umumnya buku mengandung cerita atau bergenre fiksi walaupun pada satu atau dua jenis buku dapat mengandung materi nonfiksi.
Dalam buku bergambar kedudukan ilustrasi dan konten teks sama-sama kuat sehingga harus memberikan impresi terhadap calon pembaca sasaran. Pembaca sasaran buku anak memang unik yaitu anak-anak sendiri dan orangtua yang memiliki anak-anak usia pembaca buku.
Spesifikasi Buku Anak Bergambar
Panjang atau ketebalan buku anak bergambar biasanya sampai 24 hingga 32 halaman, termasuk halaman pendahulu (preliminaries). Paling sedikit ada 4 halaman) dalam bentuk buku tegar (board book). Biasanya halaman pendahulu hanya terdiri atas halaman judul dan halaman imprint (keterangan hak cipta). Tidak lazim di dalam buku anak bergambar terdapat daftar isi, prakata, ataupun kata pengantar.
Jumlah kata dalam buku bergambar antara 200 hingga 1.500 kata. Artinya, sebuah teks buku bergambar jika dituliskan di kertas A4 dengan spasi 1,5 hanya berkisar lima halaman. Akan tetapi, ada juga buku bergambar yang tidak memuat teks atau kata-kata sama sekali yang disebut wordless picture book.
Berikut ini adalah beberapa jenis buku bergambar.
Jenis | Penjelasan |
Buku Tegar atau Buku Bayi (Board Book/Baby Book) | Buku ini terbuat dari karton tebal, terkadang antiair sehingga lebih tahan terhadap tindakan bayi yang senang melempar atau membanting sesuatu. Biasanya terdiri atas 16 halaman bergambar dengan hanya satu kata atau sepasang kata. |
Buku Bergambar Tanpa Kata (Wordless Picture Book) | Buku ini sesuai dengan namanya hanya menyajikan ilustrasi dan umumnya ilustrasi yang bercerita. Anak-anak dibiarkan berimajinasi membentuk ceritanya sendiri dari gambar. |
Buku Interaktif (Novelty Book) | Buku ini mengandung elemen tambahan yang menjadikannya buku interaktif atau memiliki hiburan sampingan bagi anak. Contohnya buku memuat pop-up (gambar timbul tiga dimensi), lubang di halaman, boneka di halaman, pemutar musik, dan aksesories lainnya yang melengkapi cerita. |
Buku Konsep (Concept Book) | Buku berfokus pada satu konsep dan belum tentu menyajikan satu cerita. Contohnya, pengetahuan warna ataupun mengatasi ketakukan terhadap gelap yang dieksplorasi ke dalam buku konsep sehingga dapat disajikan dengan baik. Buku konsep menyajikan topik yang diperkirakan sangat abstrak bagi anak. Contoh lain, yaitu konsep lawan kata: besar dan kecil; lambat dan cepat; atau gemuk dan kurus. |
Jenis buku anak bergambar. (Sumber: Bolton, 2003)
Unsur harmonis antara teks dan gambar sangat diperhatikan dalam pembuatan buku anak bergambar. Ingat kembali bahwa teks dalam buku anak bergambar bisa hanya berupa satu kata, satu kalimat, atau beberapa kalimat. Karena itu, para penulis buku anak bergambar harus secermat dan sehemat mungkin menggunakan kata-kata.

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.
Pingback: Menyelami Dunia Buku Anak (3): Buku Pembaca Mula ‘Early Reader’ | Manistebu