Manistebu.com | Bukan rahasia lagi orang Indonesia masih banyak yang tidak dapat membedakan antara penerbit dan pencetak. Banyak yang mengira penerbit pasti punya percetakan; dan sebaliknya percetakan juga punya penerbitan.
Penerbit dan pencetak adalah dua institusi yang berbeda. Urusan penerbit adalah urusan menemukan ide buku yang layak terbit dengan memperhatikan penyajian konten serta kemasan buku. Adapun urusan pencetak adalah urusan memperbanyak buku dengan mesin cetak dan perlengkapannya. Jadi, belum tentu sebuah penerbit memiliki percetakan, demikian pula sebaliknya.
Sering seseorang bertanya soal berapa harga cetak. Namun, orang tersebut melupakan hal penting untuk menghitung harga cetak. Umumnya banyak yang lupa menyertakan komponen spesifikasi buku. Ya, ibaratnya jika Anda bertanya berapa harga membuat sebuah tas, tentu paling tidak Anda harus menyebutkan bahan tas, kancing, ritsleting, model dan ukuran, serta banyaknya produksi.
Kadang-kadang ada yang bertanya seperti ini, “Pak, saya ingin mencetak buku ukuran A5, berapa kira-kira harga satu buku?” Tentu saja sulit menjawabnya karena tidak ada komponen lain disertakan.
Komponen harga cetak yang harus diserahkan kepada pencetak agar dapat dihitung biaya cetak per eksemplar adalah
- ukuran buku (biasanya standar A5, B5, atau custom);
- ketebalan buku (jumlah halaman kelipatan 8 atau 16);
- warna isi buku (apakah hitam putih, dua warna, atau berwarna);
- jenis kertas isi (jenis dan gramaturnya, contoh HVS 70 gr.);
- jenis kertas kover (jenis dan gramaturnya, contoh AP 240 gr.);
- penjilidan (apakah jahit kawat, jilid lem, atau kover keras);
- jenis finishing kover (UV vernis, Spot UV, laminating doff);
- tiras (oplah) cetak.
Semua komponen itu harus ada sehingga pencetak dapat menghitung biaya cetak per eksemplar. Salah satu komponen saja tidak ada, sulit bagi pencetak menghitung berapa tepatnya biaya pencetakan sebuah buku. Lebih baik lagi jika ketika Anda hendak mencetak, membawa dumi (tiruan) buku.
Untuk tiras atau jumlah eksemplar cetak, sebuah percetakan offset masih mau menerima cetakan 500 eksemplar meskipun berkonsekuensi pada biaya cetak per eksemplar yang tinggi. Angka tiras ideal untuk pencetakan buku adalah 3.000 eksemplar. Saat penjualan buku yang agak menurun kini, banyak penerbit menerapkan tiras cetak pertama 1.000 s.d. 2.000 eksemplar.
Ingin mendapatkan informasi tentang pencetakan buku dan materi publikasi lainnya?
Kontak InstitutPenulis.id (PT Inkubator Penulis Indonesia) | Kompleks Ruko Maya Indah No. 5-H, Jalan Kramat Raya, Jakarta 10450; Telp. 021-3909237; Faks. 021-3909279 | Pos-el: institutpenulis.id@gmail.com

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.