Manistebu.com | Penggunaan nama pena atau nama samaran sudah menjadi kelaziman di dunia tulis-menulis. Nama pena biasa digunakan pengarang/penulis untuk menimbulkan kesan khas pada namanya agar mudah diingat orang. Nama samaran digunakan bisa dengan maksud-maksud tertentu untuk menyembunyikan identitas.
Pengarang/Penulis dibenarkan menggunakan nama pena atau nama samaran (pseudo name) di dalam karya ciptaannya untuk alasan-alasan tertentu. Hal tersebut dilindungi Undang-undang Hak Cipta yang dianggap sebagai bagian dari hak moral penulis/pengarang.
Pada masa penjajahan, banyak penulis Indonesia yang menggunakan nama samaran demi keamanan diri mereka yang menyebarkan tulisan propaganda nasionalisme. Pada masa kini penggunaan nama samaran pun lazim dilakukan dengan tujuan tertentu. Misalnya, pada beberapa ragam karya, pengarang/penulis menggunakan nama berbeda-beda seperti terjadi pada Yapi Panda Abdiel Tambayong.
Berikut beberapa tujuan digunakannya nama pena atau nama samaran:
- menyamarkan identitas asli demi alasan keamanan akibat dari tulisannya;
- menciptakan sebutan yang unik;
- menyamarkan gender;
- mengklasifikasikan antara penulis dan karyanya (kasus beberapa nama pena);
- menciptakan merek diri untuk pasar.
Sebagai contoh, J.K. Rowling yang sudah sangat populer dengan karya-karya kelas dunianya akhirnya juga mencoba menggunakan nama samaran lain yaitu Robert Galbraith dalam karyanya berjudul The Cuckoo’s Calling, The Silkworm, dan Career of Evil (versi bahasa Indonesia diterbitkan Gramedia Pustaka Utama). Rowling tentu punya alasan mengapa ia menggunakan nama samaran tersebut dengan nama laki-laki. Namun, siapa sebenarnya Robert Galbraith ini akhirnya bocor juga sehingga sontak publik pun memburu karya ini sebagai karya Rowling.
Nama pena atau nama samaran yang digunakan seorang pengarang/penulis juga bisa lebih dari satu. Perhatikan penggunaan nama pena/nama samaran berikut ini. Beberapa dilakukan dengan cara menyingkat nama, tetapi beberapa yang lain benar-benar berbeda dari nama asli.
Nama Pena/Nama Samaran | Nama Asli |
Hamka | Haji Abdul Malik Karim Amrullah |
N.H. Dini | Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin |
Pamusuk Eneste | Pamusuk Nasution |
Remy Silado; Dova Zila; Alif Danya Munsyi; Juliana C. Panda; Jubal Anak Perang Imanuel | Yapi Panda Abdiel Tambayong |
Dewi Dee | Dewi Lestari |
Tasaro GK | Taufik Saptoto Rohadi |
Tere Liye | Darwis |

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.