Manistebu.com | Menjadi editor naskah mungkin tidak terbayangkan oleh banyak orang di Indonesia. Namun, ilmu editing sudah dirasakan kepentingannya. Buktinya, untuk kali kedua Pustaka (IAARD Press) yang merupakan lini penerbitan di Kementan mengadakan Pelatihan Penulisan dan Editing Kreatif.
Bertempat di Wisma Kementan, kawasan Mega Mendung Puncak, pada tanggal 3-5 April 2017, diadakan pelatihan editing yang diikuti 30 orang peserta. Peserta beragam dari pranata humas, staf perpustakaan, peneliti, dan juga beberapa pejabat di lingkungan Kementan.
Para peserta sangat antusias mendapatkan materi baru seperti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sebagia pengganti PUEYD. Selain itu, beberapa materi terkait penulisan KTI dan gaya selingkung penerbitan juga diberikan.
Pelatihan yang dirancang oleh Institut Penulis Indonesia dengan instruktur utama, Bambang Trim, ini bertujuan menanamkan kemampuan mengedit naskah kepada para peserta. Editing bukan hanya menyangkut kebahasaan, melainkan juga masalah legalitas, kepatutan, ketelitian data dan fakta, bahkan juga keterbacaan.
Institut Penulis Indonesia (IPI) membuka kesempatan untuk menggelar pelatihan serupa bagi lembaga/instansi pemerintah ataupun swasta agar materi publikasi atau terbitan yang dihasilkan memenuhi standar mutu. Editing naskah sendiri merupakan ilmu langka yang jarang diajarkan di negeri ini. Namun, IPI telah berpengalaman menggelar pelatihan semacam ini.[]

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.