Benarkah ada buku yang tidak layak dibaca?
Manistebu.com|Francis Bacon bilang kalau beberapa buku hanya untuk dirasakan, beberapa lain ditelan, dan sedikit yang dikunyah lalu dicerna.
Kutipan tersebut secara tidak langsung menetapkan ‘hierarki’ buku layak baca. Salah satu sebab orang malas membaca adalah lack of choice alias bingung mau memilih bacaan yang mana.
Padahal, 1,238,459 buku diterbitkan setiap hari. Namun lantas banyak buku bukan berarti banyak pilihan. Stereotipe dan pengkategorian buku yang sekarang banyak dilakukan demi kegiatan komersial justru memperparah isu ini. Misalnya, ‘Buku A layak dibaca oleh kelas menengah saja’. Ini merupakan jebakan kecil yang pembaca bijak tidak boleh terjebak. Sebagai penulis pun harusnya tidak perlu lagi menggunakan core demographic seperti tadi.
Lack of references menyesatkan pula pembaca dari memilih buku yang akan ia cicipi. Pasalnya, ilmu itu tak ternilai, dan sesuatu yang benar-benar bernilai kadang terkubur dalam gunungan pasir. Informasi palsu alias hoax pun memaksa pembaca untuk memastikan apakah kontennya ‘beracun’ atau tidak.
Buku untuk ditelan adalah buku yang baik. Butuh pemikiran mendalam ketika membacanya.Tatkala selesai baca dan kover belakang ditutup, sang pembaca masih ingat siapa penulisnya. Sedangkan buku yang untuk dikunyah lalu dicerna berisi tulisan yang meningkatkan antusias pembaca. Ketika pembaca mulai bertanya pada diri sendiri tentang suatu topik dalam buku, maka selamat, buku Anda layak baca. Mereka akan terus mengingat bagaimana ‘gurih’nya resep kata yang Anda.
Setiap penerbit dan lembaga perbukuan seperti Puskurbuk punya standar kelayakan terbit masing-masing. Oleh karena itu mayoritas buku yang kini di tangan Anda setidaknya sudah dinyatakan bagus oleh penerbit. Kemudian pembaca lah yang menentukan apakah sebuah buku dapat menjadi panduan Anda atau tidak. Dari sebuah tulisan oleh Bambang Trim, beliau menyebutkan kalau otoritas penulis sudah habis masanya tatkala buku mendarat di tangan pembaca. Sebab pembaca yang cerdas pasti akan menilai, menelaah, dan mengunyah bacaan tersebut dengan cermat.[]
