Setelah Bahasa, Mengikat Makna, dan kemudian Free Writing, perkakas keempat dalam writing toolbox milik saya bernama Mind Mapping. Perkakas ini merupakan temuan Tony Buzan. Hanya saja, Buzan memanfaatkan Mind Mapping untuk mengingat. Cara mengingatnya menggunakan otak belahan kiri dan, terutama, otak belahan kanan.
Joyce Wycoff dan Gabriele Lusser Rico kemudian memodifikasi temuan Buzan, Mind Mapping, tersebut untuk keperluan menulis—khususnya untuk membuka pikiran agar materi yang ingin dialirkan ketika menulis dapat lancar dituliskan tanpa hambatan. Wycoff lebih menekankan pada kemengaliran pikiran, sementara Rico lebih menekankan pada pengelompokan pikiran.
Apabila teknik Mind Mapping yang dirumuskan Buzan lebih menekankan proses memasukkan dari luar (hal-hal yang ingin diingat yang dipelajari dari buku atau yang lain) ke dalam (pikiran), Wycoff dan Rico lebih menitikberatkan pada proses membuka pikiran atau mengalirkan sesuatu dari dalam (pikiran) ke luar (ke selembar kertas atau ke layar laptop). Prinsip yang disampaikan oleh Buzan dan Wycoff-Rico ini perlu kita pahami terlebih dahulu sebelum kita mempelajari detail-detail tentang cara mengoperasikan Mind Mapping.
Lantas apa manfaat Mind Mapping atau bagaimana perkakas keempat ini dapat membantu seorang penulis dalam mengatasi writer’s block? Pertama, Mind Mapping berkaitan dengan pikiran. Ketika Anda menulis, Anda perlu memahami pikiran Anda yang ingin Anda ungkapkan atau tuliskan dan bagaimana Anda mengalirkan pikiran Anda tersebut. Di sinilah teknik Mind Mapping akan membantu Anda dalam menuliskan (mengungkapkan) pikiran Anda.
Kedua, ketika Anda sedang menulis, pikiran Anda diwakili oleh sebuah kata atau rangkaian kata yang membentuk sebuah kalimat yang bermakna. Mind Mapping sangat terkait dengan kecepatan Anda dalam menemukan kata—yang dapat mewakili pikiran Anda—untuk dituliskan. Teknik Mind Mapping yang digagas dan dirumuskan oleh Wycoff berfungsi untuk membantu Anda membuka pikiran dan menemukan kata secara spontan. Kespontanan dan kecepatan menemukan kata menjadi sangat penting karena ada banyak sekali bentuk pikiran yang ingin Anda ungkapkan ketika Anda ingin menuliskan sesuatu.
Ketiga, Mind Mapping sangat berkaitan dengan Free Writing. Saya sangat menganjurkan agar Mind Mapping ini dapat dilakukan sebelum Anda mengoperasikan Free Writing. Mengapa saya meletakkan Mind Mapping sebagai perkakas keempat setelah Free Writing? Karena yang berhubungan erat dengan menulis itu sesungguhnya Free Writing bukan Mind Mapping. Mind Mapping lebih tepat dikatakan sebagai sebuah perkakas untuk pra-menulis. Jadi perkakas ini lebih tepat digunakan sebelum Anda ingin memulai menulis.
Diantara kelima perkakas yang ada di dalam writing toolbox saya—perkakas kelima nanti bernama AMBAK—perkakas keempat ini paling mudah dioperasikan dan sangat teknis. Mind Mapping akan membantu Anda secara refleks dalam membuka pikiran dan kemudian mengalirkan pikiran Anda dalam bentuk kata-kata.[]
Hernowo—di dunia maya dikenal dengan nama “Hernowo Hasim”—adalah penulis 24 buku dalam 4 tahun. Dia punya konsep membaca-menulis bernama “mengikat makna”. Ia mulai menekuni dunia menulis di usia lewat 40 tahun. Buku pertamanya, Mengikat Makna (Kaifa 2001) terbit saat usianya mencapai 44 tahun. Kini sudah 37 buku diciptakannya. Buku ke-37-nya berjudul “Flow” di Era Socmed: Efek-Dahsyat Mengikat Makna (Kaifa, 2016). Kini Hernowo sedang mempersiapkan buku tentang “free writing”, bagaimana membuat buku, dan aplikasi “mengikat makna”.