Manistebu.com | Lho, kok …? Bukan, bukan. Judul itu bukan hendak mengajak Anda berpikir terbalik atau anti-mainstream layaknya “kids zaman now”. Anda seorang ahli? Maka, Anda tidak harus diserahkan kepada yang berwajib, tetapi sebaiknya pada “menulis”.
Saya sebut saya si “Menulis” yang namanya berupa kata kerja. Si “Menulis” inilah yang akan membuat seorang ahli akan tampak berbeda dari ahli-ahli lainnya.
Benarlah bahwa pada diri setiap ahli atau orang yang menyebut dirinya pakar, ada bakal tulisan di dalam dirinya–entah itu artikel entah itu buku. Namun, tidak jarang tulisan itu tidak pernah keluar, bahkan sampai maut menjemput.
Ilmu yang menggunung ibarat kawah gunung berapi yang menyimpan cairan lava menggelegak. Di dalam diri para ahli yang tidak menulis, lava itu hanya menguap dalam lisan. Namun, lisan-lisan itu tidak mampu menjelma menjadi sungai pengetahuan yang dialirkan sepanjang zaman. Lisan hanya menguap di ruang-ruang kelas atau ruang-ruang seminar, lalu lenyap bagai debu yang ditiup siklon Cempaka atau Dahlia, Mawar, Bakung, dan seterusnya.
Jika Anda seorang ahli atau Anda mengetahui ada seorang ahli di dekat Anda, serahkan ia sesegera mungkin kepada “Menulis”. Boleh saja dia yang langsung menulis atau Anda yang menuliskannya. Jangan takut Anda dipandang dengan sinis. Sebab, Anda sedang menyelamatkan bangsa ini dari “defisit pengetahuan”.
Di tengah masyarakat materialistis saat ini, kita harus bilang bahwa buku itu adalah mesin ATM canggih yang bisa tarik-setor tunai pengetahuan dan informasi saat itu juga—tidak pakai lama. Maka, mereka akan beramai-ramai membeli buku karena ukuran-ukuran ekonomi berbasis pengetahuan.
Kita pun bersuka cita, apalagi jika para ahli tadi bersedia menjadi bank bagi mesin ATM itu dan Anda adalah bankirnya. Masyarakat mengantre untuk menyedot dan mentransfer ilmu pengetahuan setiap hari dan setiap waktu.
Serahkan ahlinya pada menulis. Tak ada lagi pandangan miris ataupun sinis, yang ada justru senyum-senyum manis (seperti senyum saya). Para penulis menulis dengan liris.[]

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.