Manistebu.com | Pada bulan November 2017, Standar Kompetensi Kerja Khusus (SKKK) Penulis Buku Nonfiksi yang diinisiasi Penpro, resmi diregistrasi oleh Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemenaker.
Dengan demikian, ini merupakan standar kompetensi pertama yang diberlakukan bagi para penulis buku nonfiksi. Sebelumnya, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI juga sudah mendapatkan pengesahan dari Kemnaker untuk SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) Penulis Buku Sejarah.
Buku apa saja yang masuk kategori buku nonfiksi itu? Dari namanya kita mafhum bahwa buku nonfiksi adalah buku yang tidak termasuk kategori fiksi: puisi, cerpen, novel, drama–yang berbasis imajinasi. Buku nonfiksi adalah buku-buku yang berbasis data dan fakta sebenarnya–terkadang terkait dengan satu bidang ilmu tertentu.
Pembagian Jenis Buku
Dalam lingkup besar sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, buku dibagi atas buku pendidikan dan buku umum. Buku pendidikan dibagi lagi menjadi buku teks (pelajaran) dan buku nonteks (pelajaran), termasuk di dalamnya buku untuk pendidikan tinggi dan pendidikan agama.
Di dalam kategori buku pendidikan yaitu buku nonteks (pelajaran) tentu ada karya yang tergolong buku fiksi. Begitu pula di dalam buku umum.
Secara mudah, penggolongan buku nonfiksi adalah buku di luar karya fiksi (puisi, cerpen, novel, drama) yang berbasis imajinasi. Buku nonfiksi dapat dibagi berdasarkan jenisnya atau berdasarkan konten materinya–sesuai dengan bidang keilmuan.
Jenis-Jenis Buku Nonfiksi
Berikut ini pembagian buku nonfiksi berdasarkan jenis:
- buku teks (pelajaran);
- buku teks perguruan tinggi;
- buku ilmiah populer (scientific book);
- buku umum populer;
- buku pegangan (hand book).
- buku panduan (how to);
- buku pengembangan diri (self-help);
- biografi/autobiografi;
- memoar; dan
- buku referensi (kamus, ensiklpedi, dsb.).
Dari berbagai jenis tersebut maka buku nonfiksi dikelompokkan lagi secara spesifik seperti berikut ini:
- buku sejarah;
- buku ekonomi/bisnis;
- buku religi;
- buku anak dan remaja;
- buku komputer dan teknologi;
- buku masakan;
- buku hobi;
- buku pertanian;
- buku perjalanan (traveling);
- buku kesehatan dan kedokteran;
- buku (ilmu) hukum;
- buku sosial-politik;
- buku (ilmu) komunikasi;
- buku bahasa dan sastra;
- buku olahraga;
- dan sebagainya.
Kini banyak berkembang kreativitas penyajian pada buku-buku nonfiksi. Contohnya, jika Anda membaca buku Orange Economy, isi buku ini semuanya adalah infografik.
Bahkan, ada buku-buku nonfiksi yang disajikan dengan “rasa sastra” sehingga lebih menarik untuk dibaca. Terobosan-terobosan yang dilakukan para penulis itu boleh jadi melahirkan genre baru dalam penulisan buku nonfiksi.
Namun, unsur yang kental dalam penulisan buku nonfiksi selain menyajikan data dan fakta yang valid, juga materi buku dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan, pengalaman, ataupun berdasarkan kompetensi penulisnya.[]

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.
Bagus sekali, saya tertarik untuk bisa bergabung dan apa syaratnya untuk bergabung.
Bergabung ke Penpro? Silakan lihat di tautan http://www.penpro.id
Terima kasih.