Manistebu.com | Bisnis penulisan sangat terkait dengan industri penulisan. Apakah memang benar ada yang disebut industri penulisan itu? Jika menyebut industri penulisan, relevansinya terdapat pengusaha-pengusaha bidang penulisan, baik level UMKM maupun level usaha besar.
Dan Poynter yang dijuluki god fahter ribuan buku di AS pernah menyatakan, “Writing is not a job; it’s a business!”
Ya, menulis bukan (sekadar) pekerjaan, melainkan sebuah bisnis. Artinya, tulis-menulis dapat dikembangkan sebagai sebuah usaha/bisnis yang menghasilkan “cuan” lebih dari yang dapat Anda bayangkan.
Saya membuat pembatasan bahwa industri penulisan tidaklah termasuk industri penerbitan (penerbit dengan berbagai skala). Industri penulisan tetap dapat digolongkan sebagai industri kreatif. Namun, keberadaannya jarang terdeteksi.
Industri ini menyediakan jasa penulisan dan juga menyediakan produk tulisan. Di Indonesia tidak banyak penulis yang mewujudkan jasa penulisan sebagai organisasi usaha yang legal—mendirikan badan usaha CV atau badan hukum berbentuk PT.
Banyak penulis/pengarang masuk ke bisnis jasa penulisan sebagai pekerja mandiri (self-employee). Mereka hanya bekerja sendiri tanpa organisasi usaha. Kelompok seperti ini bertebaran di Indonesia membawa nama pribadi.
Ada tiga kategori organisasi usaha dalam bidang penulisan, yaitu (1) jasa penulisan; (2) jasa penerbitan; dan (3) perajin buku. Apa perbedaannya dan bagaimana organisasi usaha ini dapat didirikan? Inilah yang akan saya ungkap dalam Webinar “Cuan dari Bisnis Penulisan”.
Tautan pendaftaran di sini: s.id/WebPPro
Siapa mitra usaha yang kerap menggunakan jasa atau membeli produk tulisan? Di antaranya, yaitu penerbit (media massa atau buku), lembaga pemerintah (termasuk penerbit pemerintah), lembaga swasta (non penerbit), lembaga pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, dan perseorangan (praktisi/profesional, artis, pejabat, pendidik, trainer, dan tokoh lainnya).
Jasa penulisan dapat ditambahkan dengan jasa penyuntingan dan jasa pendesainan karya tulis. Karena itu, sebuah organisasi bisnis penulisan mempekerjakan penulis, editor, dan desainer. Jika Anda menguasai ketiganya, Anda semakin hemat mempekerjakan karyawan.
Tidak seperti penerbit ketika seorang pemilik usaha/direktur penerbit tidak harus memiliki kompetensi di bidang penulisan dan penerbitan, pemilik usaha/direktur bisnis penulisan tentulah harus seorang penulis yang kompeten.
Jadi, bisnis penulisan sejatinya dilakoni oleh penulis yang berpindah kuadran. Anda dapat berpindah dari menulis atas nama diri sendiri menjadi menulis untuk orang/lembaga lain (sebagai penulis jasa). Di sinilah “cuan” Anda di bisnis penulisan akan diraih.
Jika Anda hanya menjadi penulis mandiri, Anda hanya dapat menghasilkan uang dari honor pemuatan atau royalti. Jika Anda menjadi penulis jasa, Anda akan memperoleh honor dari jasa yang pasarnya sangat luas.
Saya telah melakoni bisnis penulisan sejak tahun 1994. Pada tahun 1997, saya mendirikan organisasi usaha jasa penerbitan dari sebuah rumah kontrakan. Masa-masa awal itu hingga tahun 2010, saya lebih banyak mengerjakan buku untuk penerbit. Namun, setelah itu usaha jasa ini melebar ke bidang lain.[]

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.