Manistebu.com | Tahun 2020, tahun yang takkan terlupakan ketika virus corona merebak di muka bumi, termasuk di Indonesia. Pertengahan tahun 2021, terjadi gelombang kedua persebaran virus ini sehingga banyak orang mengalami kehilangan sanak saudara dan teman. Duka pun menyelimuti. Tangisan tak terhindarkan.
Saya tergerak kembali merevisi buku elektronik yang saya tulis tahun lalu, sejak terjadi pandemi. Tentu tidak bermaksud mengalihkan kedukaan dengan semata-mata menulis.
Awalnya tulisan di dalam buku ini berbentuk esai yang saya tulis di Kompasiana pada tanggal 2 Februari 2019. Esai tersebut buah dari kegiatan workshop “Writing for Happiness” yang menghadirkan narasumber Mbak Naning Pranoto.
Saya tergerak dengan hasil penelitian tentang menulis sebagai jalan penyembuhan, terutama bagi mereka yang mengalami peristiwa traumatis. Ada banyak studi ilmiah tentang hal ini dan yang paling populer adalah penelitian Dr. James Pennebaker dan Dr. Joshua Smyth yang tertuang di dalam buku larisnya bertajuk Opening Up: The Healing Power of Expressing Emotions.
Mereka mengungkapkan bahwa menulis dapat meningkatkan kesehatan dan sistem imun pada tubuh. Tentu ini sesuatu yang menarik.
Buku ini saya susun sebagai pengantar cara “mengubah tangisan menjadi tulisan”. Namun, kedudukannya bukan sebagai buku teori menulis dan bukan juga sebagai buku psikologi. Gagasan di dalam buku ini sekadar memantik para pembaca yang sedang dirundung kesedihan untuk menulis atau membantu orang lain dalam kondisi terluka batin untuk kembali bangkit dengan melepaskan emosi-emosi negatif di dalam tulisan.
Karena itu, buku ini menghimpun juga informasi dan pemaparan dari buku atau media lain. Saya memosisikannya sebagai buku yang ringan untuk dibaca dan diterbitkan secara elektronik agar dapat dibagikan kepada sebanyak mungkin orang.
Terselip doa siapa pun yang membaca buku ini dan dalam kondisi terluka batin atau dirundung kesedihan yang belum padam, semoga tergerak untuk menulis dan menyembuhkan dirinya sendiri. Setelah itu bangkitlah untuk menulis sesuatu yang bermanfaat dan menyembuhkan juga orang lain.
Selamat membaca dan memungut makna sebagai hikmah. Amin.
Unduh buku elektronik di sini: BUKU-E Tulisan Jadi Tangisan Bambang Trim

Bambang Trim adalah Pendiri Penulis Pro Indonesia (Penprin). Ia telah berpengalaman 30 tahun di dunia penulisan-penerbitan serta telah menulis lebih dari 250 buku (1994–2023). Ia tercatat sebagai perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional periode 2022–2026. Bambang Trim aktif di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek sebagai narasumber dan anggota Komite Penilaian Buku Teks.
Terima kasih, E-Booknya mas Bambang. Sehat dan Bahagia selalu untuk mas Bambang.
Amin Mas Iwan, terima kasih kembali.
Saya mengenal nama Bambang Trim dari Alm. Pak Hernowo Hasim, dari beliau juga mengenal Pennebaker. Dan tulisan-tulisan Bapak Bambang Trim selalu menarik untuk diikuti, terutama kampanye untuk memberdayakan diri dengan menulis. Saya juga bertahun-tahun menjadikan kegiatan menulis untuk mengobati. Karena memang menulis adalah obat bagi jiwa yang tersesat. Salam
Terima kasih, tetap semangat “mengobati” diri.
Masya Allah….. sukses selalu Pak Bambang Trim, penulis n Mastah di dunia editing. Sy banyak belajar dari pak Bambang,. Terutama ketika satu tim Tabloid MQ dulu.
Aamiin terima kasih … sukses untuk kita bersama.