Bahasa

Kelirunya “Alah Bisa karena Biasa”

Manistebu.com | Hari ini saya menghabiskan waktu bersama dr. Stefanus, seorang coach yang inspiratif. Obrolan kami dari berbagai hal tentang coaching akhirnya sampai pada soal peribahasa yang merupakan salah satu kearifan lokal bangsa Indonesia. Saya mengisahkan kepadanya saat pulang dari rumah Pak Syaiful Bachri, master coach NLP, pikiran saya terus terkait dengan kata ‘bisa’. Pak […]

Kelirunya “Alah Bisa karena Biasa” Read More »

Tulisan Tidak Mengandung SARA

Manistebu.com | Foto: Mari Helin Tuominen | Istilah “tidak mengandung SARA” tampaknya sudah menjadi populer sebagai persyaratan sebuah naskah yang layak dipublikasikan atau diterbitkan di segala media. SARA kita kenal sebagai singkatan dari suku, agama, ras, dan antargolongan. Secara logika bahasa, istilah “tidak mengandung SARA” sebenarnya tidak logis apabila ada syarat bahwa naskah buku religi

Tulisan Tidak Mengandung SARA Read More »

Kata ‘Kita’ dalam Naskah

Manistebu.com | Sering untuk melibatkan pembaca agar beriringan sejalan dengan penulis maka sang penulis menggunakan kata ganti orang pertama jamak kita. Pemunculan kata ini berulang-ulang dimaksudkan untuk memberi impresi (penekanan) kepada pembaca, tetapi malah kadang menjadi mubazir atau kontraproduktif. Contohnya, seperti berikut ini. Pembaca yang budiman, kita telah membahas bab sebelumnya tentang perencanaan bisnis secara

Kata ‘Kita’ dalam Naskah Read More »

Antara ‘Auto’ dan ‘Oto’

Manistebu.com | Saat menulis dan menyusun buku 200+ Solusi Editing saya pun dihadapkan pada kasus penerapan kata-kata baku. Salah satunya adalah penyerapan kata auto menjadi oto. Kata auto dalam Random House Unabridged Dictionary disebut sebagai bentuk terikat yang bermakna self, same, dan spontaneous seperti yang terkandung di dalam kata automatic. Makna lain yang dikandung dari auto adalah mobil atau yang berhubungan dengan mobil—kata oto juga serapan yang bermakna

Antara ‘Auto’ dan ‘Oto’ Read More »

Auctor Intellectualis di Balik Divide et Impera

Manistebu.com | Politik pecah belah (sering juga dieja secara keliru “devide”) adalah politik populer yang dijalankan kompeni Belanda. Tidak dimungkiri Belanda sudah membaca watak orang Indonesia yang mudah dipecah belah. Ini sebuah “karakter” warisan masa lalu yang mungkin masih terbawa sampai sekarang. Kompeni memang dianggap sebagai “aktor intelektual” di balik terpecah belahnya orang Indonesia yang

Auctor Intellectualis di Balik Divide et Impera Read More »

Kekacauan Bahasa Buku

Manistebu.com | Makin lama, makin banyak kekacauan bahasa yang dapat kita temukan di dalam buku-buku. Ke mana gerangan para editor buku? Justru itu yang mengherankan karena terang-terangan buku tersebut mencantumkan juga nama editor pada halaman hak ciptanya. Namun, ternyata bahasa buku tersebut masihlah kacau, tidak baik dan tidak pula benar. E. Zaenal Arifin dan Farid

Kekacauan Bahasa Buku Read More »

Oh, Jenis Kelamin….

Saya terusik dengan sebuah soal di buku PPKn untuk anak SD kelas 1. Bunyi soalnya seperti ini: “Anggota keluarga yang berjenis kelamin laki-laki adalah : a. ibu, b. nenek, c. ayah.” Saya cuma terusik dengan kata ‘jenis kelamin’ yang sekarang sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia yaitu gender. Anak kelas 1 SD, termasuk putri saya

Oh, Jenis Kelamin…. Read More »

Waswas

Kalau secara kata, waswas itu memang bukan kata ulang yang berasal dari kata dasar was, lalu diulang menjadi was-was. Waswas adalah satu kata. Hasilnya dalam tindakan dipanjangkan menjadi waspada. Hampir ada persamaan antara waswas dan cemas. Namun, dalam kamus besar bahasaku, waswas dipadankan dengan ragu-ragu, kurang yakin, khawatir, dan curiga. Apakah Anda sekarang waswas? Apa

Waswas Read More »